Pengembangan Kawasan Berbasis TOD Bisa Bangkitkan Perekonomian

Foto Ilustrasi/edorusyanto/Nusantaranews

Foto Ilustrasi/edorusyanto/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Konsep pembangunan perlu disesuaikan terhadap sistem transportasi umum yang ada atau yang direncanakan. Konsep ini disebut sebagai Transit Oriented Development (TOD). Salah satu prioritas kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di masa pemerintahannya saat ini adalah mempercepat proyek strategis nasional, termasuk penyediaan lahan dan penyederhanaan izin, serta pembangunan infrastruktur.

Selain itu, dalam kebijakan ekonomi, Jokowi ingin meningkatkan investasi di bidang properti dengan mendorong pembangunan rumah untuk masyarakat berpenghasilaan rendah. Salah satunya adalah dengan menggalakkan pembangunan infrastruktur di banyak sektor, termasuk disektor transportasi.

Maka dari itu, tak heran jika kita lihat sekarang ini banyak dibangun pelabuhan dan lapangan udara di Indonesia, atau jalan-jalan baru dan jalur kereta api untuk angkutan darat, hingga transportasi massal. Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di tengah semakin tingginya mobilitas masyarakat urban, dibutuhkan pendekatan yang komprehensif untuk pengembangan kota. Konsep pembangunan itu tentunya harus sejalan dengan konsep mobilitas warga Jakarta.

Jakarta, sebagai ibu Kota negara, tentu mendapat perhatian khusus. Ada berbagai pilihan sistem transportasi massal yang dikembangkan di wilayah Jabodetabek. Dan light rail tranSit (LRT) yang dikembangkan Pemprov DKI Jakarta, LRT Kementerian Perhubungan, LRT Jababeka, mass rapid transit (MRT), kereta api bandara, kereta cepat, automatic people mover system (APMS), commuter line, hingga bus rapid transit (BRT).

Country Director The Institutefor Transportation and Development Policy (lTDP) Yoga Adiwinarto mengatakan, arah pengembangan yang berorientasi pada angkutan umum TOD ini sudah menjadi keharusan. “Hunian-hunian baru di tengah kota harus memiliki tata guna lahan campuran (mixed-use), yang dapat digabungkan dengan pertokoan, kantor maupun pasar dan supermarket,” ujar Yoga di galeri marketing Synthesis Development, Jakarta, Kamis (6/4/2017).

Yoga menilai, konsep compact city dan TOD sangat bagus untuk transportasi perkotaan. Sebab, dalam konsep tersebut penataan ruang diorientasikan pada pusat-pusat pelayanan angkutan publik bukan pada jaringan jalanan. “Sehingga memudahkan perjalanan bagi masyarakat yang berjalan kaki atau menggunakan sepeda untuk menuju pusat transit,” ucap Yoga.

Sementara itu, Managing Director Synthesis Square Julius Warouw menambahkan, bahwa sektor properti akan terdongkrak signifikan tetapi tidak dalam waktu dekat. Karena pengembangan infrastruktur merupakan investasi jangka menengah dan panjang.

Namun meski demikian, menurut Julius, tetap pasti akan berdampak dan membawa nilai ekonomis. “Orang semakin realistis, beli rumah pasti dekat dengan jaringan infrastruktur. Kami pun mengembangkan properti di sekitar wilayah dengan akses dan kondisi infrastruktur memadai,” ungkap Julius.

Reporter: Richard Andika

Exit mobile version