Pengamat Politik Ungkap Mengapa Gerindra Incar Buwas Jadi Cagub DKI Jakarta

Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro/Foto: Istimewa
Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro/Foto: Istimewa

NUSANTARANEWS.CO – Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengungkapkan bahwa faktor yang menjadi dasar Partai Gerindra berencana mengusung Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal (Komjen) Budi Waseso alias Buwas kemungkinannya adalah karakter yang dimilikinya.

“Pak Buwas bisa jadi karakternya pemberani dan menyukai terobosan-terobosan dalam kebijakannya. Untuk memimpin daerah perlu kepiawaian tersendiri karena user-nya rakyat langsung. Untuk mendapatkan simpati dan trust rakyat, butuh dikenali rakyat. Masalahnya apakah cukup waktu meyakinkan kepercayaan rakyat?,” ungkap Siti Zuhro kepada Nusantaranews, Jakarta, Jum’at (15/7/2016).

Seperti diketahui, Buwas memang memiliki karakteristik yang tegas, berani dan memiliki integritas yang tinggi. Menurut Siti, selama 5 tahun terakhir DKI Jakarta memang membutuhkan pemimpin dengan karakter seperti di atas.

“Tentang calon yang tepat untuk memimpin DKI Jakarta pastinya harus sesuai dengan yang dikehendaki atau dibutuhkan rakyat Jakarta. Dari pengamatan selama 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa masyarakat Jakarta membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki integritas, mampu memimpin secara lugas dan tegas,” ujarnya.

Dengan kata lain, lanjut Siti, masyarakat menghendaki pemimpin yang memiliki kapasitas yang mumpuni dan seorang eksekutor ulung yang berpihak pada rakyat dan bekerja untuk negara. “Sosok yang tidak suka politik pencitraan saja, mengandalkan survei dan media saja, tapi punya passion yang tinggi untuk memberdayakan masyarakat dan memajukan daerah,” kata Siti.

Jika memenuhi kriteria-kriteria tersebut, maka tidak menutup kemungkinan Buwas bisa memenangkan Pilkada dan menduduki jabatan DKI 1. “Siapapun yang memenuhi kriteria akan ok dan tak tertutup kemungkinanan bisa memenangkan Pilkada DKI 2017,” ujarnya.

Sedangkan terkait rencana Partai Gerindra yang ingin mengusung Buwas sebagai Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta, Siti menyampaikan bahwa Partai Gerindra pastinya sudah memperhitungkan keuntungan dan kerugiannya dengan sangat matang.

“Kalau itu keputusan Gerindra pastinya sudah dipertimbangkan serius secara politik, keuntungan dan dampaknya. Yang jelas Pak Buwas bukan kader Gerindra. Ada resiko tersendiri mengusung calon bukan kader, baik dari sisi loyalitas maupun konsistensinya terhadap partai. Kalau pertimbangannya hanya untuk menang saja, Gerindra dikhawatirkan akan kecewa lagi seperti ketika mengusung Ahok jadi Cawagub dan akhirnya ditinggal secara sepihak oleh Ahok di tengah jalan. Mestinya Gerindra sudah cukup berpengalaman dan bisa menghitung secara politik akibatnya,” ungkap Siti menjelaskan.

Siti menambahkan, Partai Gerindra juga harus mempertimbangkan masukan-masukan dari partai politik lainnya jika nantinya Gerindra memutuskan untuk berkoalisi.

“Untuk mengusung calon dalam Pilkada DKI perlu mempertimbangkan beberapa hal, integritas, kompetensi atau track record sosok, dan kepemimpinan. Gerindra perlu cermat dalam memilih calon yang akan diusung. Belajar dari pengalaman Pilkada DKI 2012, sepatutnya Gerindra mengusung kader terbaiknya untuk Pilkada 2017. Kalau Gerindra harus berkoalisi dengan Parpol lain, maka suara parpol-parpol lain harus dipertimbangkan juga, khususnya tentang pasangan calon yang diusung,” ujarnya menyudahi. (Deni/Sego/Red)

Artikel terkait: Budi Waseso Panaskan Kursi Calon Gubernur DKI Jakarta

Exit mobile version