Pasca Serangan Roket di Kedubes, Kapal Selam Amerika dan Israel Memasuki Teluk Persia

Pasca serangan roket di Kedubes, kapal selam Amerika dan Israel memasuki Teluk Persia.
Pasca serangan roket di Kedubes, kapal selam Amerika dan Israel memasuki Teluk Persia/Foto: Fox News.

NUSANTARANEWS.CO, Teluk Persia – Pasca serangan roket di Kedubes, kapal selam Amerika dan Israel memasuki Teluk Persia. Menyusul serangan roket terhadap Kedutaaan Besar Amerika Serikat (AS) di Baghdad, Irak pada hari Minggu (20/12), Washington dikabarkan telah mengerahkan kapal selam bertenaga nuklirnya USS Georgia yang dapat membawa 154 rudal jelajah Tomahawk dan 66 tentara pasukan khusus. Kapal selam kelas Ohio tersebut ditemani dua kapal penjelajah berpeluru kendali USS Port Royal (CG 73) dan USS Philippine Sea (CG 58).

Menurut pejabat Angkatan Laut AS, manuver itu bukan sebagai tanggapan atas serangan roket di kompleks Kedutaan Besar AS di Baghdad pada hari Minggu lalu, tapi memang sudah direncanakan sejak lama, katanya kepada Fox News.

Washington mengatakan bahwa langkah militer tersebut merupakan wujud komitmen AS kepada mitra regional dan keamanan maritim terhadap ancaman apa pun dan kapan pun di tengah meningkatnya ketegangan dengan Iran setelah pembunuhan Komandan Pasukan Quds Iran Jenderal Qasem Soleimani dan Mohsen Fakhrizadeh ilmuwan Nuklir Iran baru-baru ini.

Menariknya, bersamaan dengan kehadiran armada AS di Teluk Persia, sebuah kapal selam Angkatan Laut Israel juga dilaporkan tengah melintasi Terusan Suez pada hari MInggu, lapor Kan News, Senin malam.

Pejabat intelijen Arab pun telah mengkonfirmasi bahwa kapal selam Israel terlihat muncul dipermukaan ketika melintasi Terusan Suez. Tel Aviv sendiri belum mengkonfirmasi laporan pengerahan kapal selamnya ke Teluk Persia. Bila benar kemungkinan besar Israel mengirim kapal selam kelas Dolphin terbarunya.

Bukan rahasia ketika terjadi peristiwa “Perang Tanker di Teluk Persia”, Israel telah menempatkan dua kapal selam kelas Dophin-nya di kedalaman Teluk Persia. Sehingga muncul spekulasi bahwa serangan “misterius” terhadap kapal-kapal tanker di Teluk Oman dan sekitar Selat Hormuz adalah ulah “nakal” si Dolphin yang “lempar batu sembuyi tangan”.

Kapal-kapal perang Israel memang dapat dengan bebas melintasi Terusan Suez, Selat Tiran, dan Teluk Aqaba sebagai jalur perairan internasional setelah adanya perjanjian damai Mesir-Israel. Bahkan beredar desas-desus bahwa kapal selam Israel berpangkalan di Bahrain, meski dibantah keras oleh kedua belah pihak.

USS Georgia dan dual kapal pejelajah kelas Ticonderoga tersebut telah memasuki Teluk Persia melalui Selat Hormuz pada 21 Desember. Unjuk kekuatan ini boleh jadi sebagai pesan terakhir Presiden Trump yang akan meninggalkan Gedung Putih pada awal tahun depan.

Terkait serangan roket terhadap kompleks Kedubes AS di Baghdad pada 20 Desember, menurut sumber diplomatik, tidak ada personel kedutaan yang tewas atau terluka, hanya menewaskan seorang warga sipil setempat.

Kedubes AS di Baghdad mengecam serangan itu sebagai “pelanggaran hukum internasional” dan serangan terhadap “kedaulatan pemerintah Irak,” dan menyerukan para pemimpin politik dan pemerintah Irak untuk “meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab”.

Mike Pompeo dalam pernyataan hari Minggu juga mengecam serangan itu.

“Amerika Serikat mengutuk keras serangan terbaru oleh milisi yang didukung Iran di Zona Internasional di Baghdad,” katanya.

Iran langsung membantah keras tuduhan AS tersebut. (Agus Setiawan)

Exit mobile version