Pasar Hewan Kurban, Ini 6 Strategi Optimalkan Peluang Ekonomi

Kepala Laboratorium Agrobisnis Peternakan UGM, Dr. Suci Paramitasari Syahlani. (Foto: Istimewa/NusantaraNews)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menjelang perayaan Idul Adha tahun 2017 ini, pasar hewan kurban terus dibanjiri permintaan hewan kurban oleh masyarakat. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan 6 (enam) strategi untuk mengoptimalkan peluang ekonomi yang tercipta dari Hari Raya Idul Adha.

“Karena menjelang Idul Adha, banyak permintaan masyarakat terhadap hewan kurban seperti sapi, kambing atau domba,” ujar Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ali Agus dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Rabu (23/8/2017).

Hal senada disampaikan oleh Kepala Laboratorium Agrobisnis Peternakan UGM, Dr. Suci Paramitasari Syahlani yang mengatakan, saat ini proporsi middle class di Indonesia naik. Indonesia saat ini sudah diperhitungkan sebagai middle income country dengan rata-rata pendapatan pada kisaran Rp 4 juta/ bulan.

“Naiknya proporsi middle class dengan jumlah penduduk muslim yang besar, yaitu sekitar 85%, maka terjadi pula proporsi moslem middle class sehingga wajar saat perayaan Idul Adha terjadi kenaikan permintaan kambing dan sapi,” kata Suci.

Peluang Pasar

Suci menilai, saat ini segmen pasar muslim sangat menarik dan hal ini terlihat ada pertumbuhan industri halal food, kosmetik halal, dan bank syariah yang pertumbuhannya menunjukkan peningkatan. Apalagi, jelang Idul Adha, berkurban memang menjadi kewajiban bagi setiap muslim terutama bagi mereka yang sudah mampu, dalam hal ini mereka yang berada pada level middle class.

Lima Strategi

Strategi yang perlu disiapkan para peternak untuk memanfaatkan peluang pasar menjelang Idul Adha seperti ini dengan memahami dan menjalankan 5 strategi penting.

Pertama, perlu diidentifkasi kebutuhan pasar. Konsumen membutuhkan hewan kurban yang memenuhi yang telah ditetapkan, di antaranya poel (telah berganti sepasang gigi depan/gigi seri), gagah, dan tidak cacat.

Kedua, peternak/penyedia hewan kurban mempunyai kredibilitas sebagai penyedia hewan kurban yang baik. Hal ini bisa dilakukan dengan menyertakan ahli di bidang tersebut baik yang memiliki pemahaman tentang ternak maupun agama. Peternak bisa juga bekerja sama dengan institusi yang relevan, misal Fakultas Peternakan atau Kedokteran Hewan sebagai pendamping agar konsumen merasakan kemantapan dalam membeli hewan kurban tersebut.

Ketiga, menyusun strategi harga yang tepat disesuaikan dengan daya beli segmen pasar yang dituju. Level middle class sendiri cukup lebar range-nya sehingga perlu disediakan range harga hewan kurban bagi kelompok kelas tersebut. Tidak semuanya cukup mampu untuk membeli hewan kurban yang terbaik di kelasnya sehingga sebagai contoh bisa disediakan kambing dengan harga mulai harga 2 jutaan dengan tetap memenuhi syarat sebagai hewan kurban.

Keempat, distribusi. Masalah yang dihadapi sekarang adalah waktu dan transportasi, maka harus disiapkan sistem delivery yang bagus untuk pengiriman hewan kurban. Informasi biaya transpor juga memberikan konsumen kemudahan untuk alokasi anggaran dan jika hal ini bisa diidentifikasi lebih awal akan lebih efisien bagi baik bagi penyedia hewan kurban maupun bagi konsumen.

Kelima, lakukan promosi. Aktivitas middle class banyak dilakukan melalui smartphone, sehingga manfaatkan hal tersebut untuk bisa mengakses pasar, misal dengan social media marketing, baik melalui Facebook atau Instagram. Media ini memungkin penyedia hewan kurban untuk mengunggah pilihan foto hewan kurban beserta berat badan hewan tersebut.

“Karena kadang foto saja tidak cukup. Konsumen bisa jadi khawatir hewan kurban tidak sebesar yang terlihat di foto. Namun, perlu diingat juga bahwa masih ada konsumen yang tidak menggunakan media sosial pada konsumen yang lebih tua, sehingga media sosial dalam hal ini merupakan pelengkap dari promosi konvensional, terang dia. Word of mouth itu juga penting. Tampilkan testimoni konsumen dari tahun lalu yang melakukan repeat order,” papar Suci.

Selanjutnya, saat ini cukup menarik karena ada juga pembelian hewan kurban kolektif dari sekolah-sekolah yang mengajak siswa untuk membeli hewan kurban bersama-sama sebagai sarana berlatih berkurban. Tentu saja untuk bisa masuk ke pasar ini perlu strategi yang berbeda, misal dengan mengajukan proposal yang mampu menunjukkan kredibilitas penyedia hewan kurban.

“Jika bisa kerja sama dengan institusi, bisa menjadi peluang besar. Margin-nya memang tidak sebesar pasar perorangan, tetapi melalui cara ini dapat menjual dalam kuantitas yang lebih banyak,” tutup Suci. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version