NUSANTARANEWS.CO – Para Pendukung Ahok Diminta Segera Akhiri Kekerasan. Teman Ahok memang tengah jadi sorotan publik setelah disebut-sebut menerima aliran dana segar dari pengembang reklamasi sebesar Rp30 miliar untuk menggalang dukungan kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang akan maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017 mendatang. Dana tersebut disalurkan melalui Sunny Tanuwidjaja dan Cyrus.
Pada prosesnya, komunitas yang menamakan diri relawan Teman Ahok bertugas mengumpulkan satu juta KTP. Demi memenuhi target, berbagai cara dilakukan Teman Ahok.
Sekjen DPP Pospera, Abd. Rahim K Labungasa mencium aroma busuk di balik aktifitas Teman Ahok selama ini. Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (25/6) Rahim menilai Teman Ahok sama sekali tak memiliki kekuatan apapun kecuali hanya balon kosong tak berisi.
Kendati kosong, Rahim menuturkan Teman Ahok justru pandai berkamuflase; melakukan tindak pidana korupsi, pencucian uang dan penipuan. “Teman Ahok ternyata tidak bisa membuktikan banyak hal terkait aliran dana dan pengumpulan KTP yang dilakukan dengan cara yang benar maka bisa dikategorikan Korupsi, Money Laundry dan Penipuan. Kejahatan-kejahatan itu waktu kadaluarsanya cukup lama jadi jika hari ini dugaan-dugaan itu belum bisa di buktikan, aparat penegak hukum masih bisa terus melakukan pengusutan dan pengembangan kasus hingga 12 tahun ke depan,” papar Rahim.
Hentikan kekerasan
Rahim menambahkan, dalam setahun terakhir pihaknya melihat sejumlah aksi kekerasan yang dilakukan oleh para pendukung Ahok. “Ada 3 model kekerasan, pertama kekerasan fisik seperti misalnya melakukan pemukulan, penganiayaan dan sebagainya. Kedua kekerasan psikis, seperti melakukan teror psikis, umumnya dilakukan debt collector. Ketiga kekerasan verbal, paling banyak dilakukan oleh mereka yang menggunakan sosial media sebagai alat politiknya. Kami melihat dalam waktu satu tahun terakhir ini, pendukung-pendukung Ahok melakukan ratusan ribu kali kekerasan verbal. Dari caci maki, hingga intimidasi,” ujar Rahim.
Pospera melalui Rahim mengingatkan kepada para pendukung Ahok, termasuk Teman Ahok agar jangan sampai menggunakan aksi-aksi kekerasan andai memang ingin membangun demokrasi di Indonesia. “Untuk itu kalau para pendukung Ahok benar-benar memperjuangkan demokrasi maka tidak mungkin membangun demokrasi di atas segala bentuk kekerasan. Yang kami khawatirkan kekerasan-kekerasan verbal yang selama ini digunakan oleh para pendukung Ahok bisa menuai kekerasan-kekerasan fisik dari para korban kekerasan verbal yang selama ini di-bully oleh pendukung Ahok di sosmed,” tutupnya. (Red/Sego/Uck)