Negara-Negara Ini Terancam Krisis Oksigen

Polusi Udara di Pakistan (Foto: Picture-alliance)

Polusi Udara di Pakistan (Foto: Picture-alliance)

NUSANTARANEWS.CO – Saat ini, fenomena krisis oksigen tengah mengintai beberapa negara di dunia. Polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan mesin diesel serta aktifitas industri memicu oksigen di beberapa kota-kota besar dunia tercemar.

Seperti di kota Beijing, Cina. Berdasarkan hasil penelitian lembaga riset Max Planck Insitute bidang Kimia dikutip dari Deutsche Welle misalnya, menyebut bahwa setiap tahunnya, lebih dari satu juta orang meninggal di Tiongkok akibat polusi udara. Bahkan pada tahun ini, Ibukota Cina, Beijing tersedak asap kabut atau smog terparah. Kadar cemarannya melebihi 500 mikrogramm partikel halus per meter kubik udara. Warga tidak bisa keluar rumah tanpa mengenakan masker penutup hidung.

Depresi akibat kabut asap mendorong warga Beijing dan Shanghai mengimpor oksigen kemasan seharga 20 Dolar AS atau setara 300.000 Rupiah per botol. Menurut perusahaan oksigen kemasan asal Kanada, satu liter botol oksigen cukup untuk 150  tarikan nafas.

Selain, Beijing, salah satu negara yang terancam krisis oksigen adalah Ibukota Iran, Ahwaz. Kota Ahwaz di Iran merupakan pemuncak peringkat kota terkotor dengan udara paling tercemar sedunia. Pemicunya industri berat berupa pengolahan minyak, logam dan gas bumi yang dibangun di seputar kota.

Moskow, Rusia juga termasuk sebagai kota yang tengah terdera krisis oksigen. Dalam hal ini pencemaran udara di ibukota Rusia ini dipicu tingginya konsentrasi hidrokarbon yang khas untuk kota metropolitan tersebut.

Begitupun Lahore, kota metropolitan terbesar kedua di Pakistan. Dimana pencemaran udara menjadi salah satu masalah serius di sana. Deutsche Welle menyebut situasi krisis udara bersih di tempat ini sangat memprihatinkan. Polutan-polutan di kota ini dihasilkan dari lalulintas padat dan pembakaran sampah serta paparan debu alami dari kawasan gurun di dekat kota.

Krisis oksigen juga mengintai Ibukota India, New Delhi. Dengan populasi hampir mencapai 10 juta orang, jumlah pengguna kendaraan bermotor dalam 30 tahun terakhir terus menanjak drastis. Dari semula 180.000 menjadi 3,5 juta unit. Tapi penyebab utama pencemaran udara di kota ini tak lain adalah pembangkit listrik batu bara, yang kontribusi emisinya mencapai 80 persen.

Pewarta/Editor: Romandhon

Exit mobile version