Mitos-Mitos Pengganggu Hubungan Seks

Mitos-mitos pengganggu hubungan seks.
Mitos-mitos pengganggu hubungan seks/Ilustrai gambar: The Conversation

NUSANTARANEWS.CO – Mitos-mitos pengganggu hubungan seks. Kualitas seks pasangan suami-istri dalam mencapai puncak kenikmatannya masing-masing tidaklah sama. Selama ini kita cenderung mempertanyakan kualitas seks kita, apakah sudah mencapai kenikmatan yang kita harapkan? Sementara, kita belum mempertanyakan kualitas seks pasangan sesuai ekspektasi kita? Atau sesuai dengan mitos pencapaian puncak kenikmatan seks yang kita bayangkan.

Keintiman yang sehat tidak selalu ditentukan oleh capaian orgasme seperti yang kita bayangkan. Orgasme bisa diciptakan dengan tips-tips tertentu sesuai dengan tingkat gairah Anda berdua. Anda tidak perlu cemas, bila tidak mencapai orgasme. Kehidupan seks Anda akan baik-baik saja dan bisa jadi lebih baik dari yang Anda pikir dan bayangkan.

Ekspektasi anda muncul karena terpengaruh beberapa mitos yang popular selama ini. Berikut 5 mitos pengganggu hubungan seks Anda dan pasangan selama ini:

Mitos pertama: Foreplay pembuka seks berkualitas dan dahsyat

Foreplay atau pemanasan dianggap sebagai penentu kepuasan atau tidaknya Anda berdua. Freplay dengan ciuman panas dan melepaskan pakaian perlahan yang selama ini dijadikan penentu kenikmatan seks Anda, rupanya tidak lebih dari sekedar mitos.

Seks yang didasari gairah percintaan penuh asmara, secara natural akan membawa Anda pada puncak kenikmatan sejati. Anda berdua tidak perlu melakukan ritual ciuman panjang, memperlambat melepas baju, dan beromantisme dengan tujuan mencapai orgasme. Justru itu dapat mengurangi keintiman seks Anda berdua.

Mitos kedua: Melakukan Seks dengan mood bedua yang kuat

Mood menjadi bagian penting bagi pasangan pria, terlebih wanita dalam melakukan seks. Mitosnya, kualitas seks hebat akan dicapai oleh mood yang sama, utamanya di pagi hari. Sebenarnya, cukup dengan perasaan tenang dan bahagia serta menikmatinya, Anda dijamin mendapat kepuasan dan kenikmatan.

Anda tidak mesti menjaga mood sepanjang waktu. Anda bisa membuat seks hebat dan berkualitas dengan membuat moment baru baik di rumah maupun di luar rumah, atau cukup Anda berdua menonton film atau video romatis. Itu lebih efisien, mudah, dan sehat.

Mitos ketiga: Seks terbaik terjadi dalam spontanitas

Masyarakat urban, identik dengan jadwal padat, cenderung memiliki waktu lebih sedikit untuk melakukan seks berkualitas. Sehingga cara terbaik melakukan seks adalah spontanitas. Seks singkat berarti terburu-buru, ini tidak menjadikan keintiman yang sehat dan baik. Tujuan pernikahan bukan semata-mata untuk mencapai orgasme, tetapi kehangatan hubungan berkeluarga. Pelukan erat setiap pagi dan sebelum tidur atau cium kening istri sebelum Anda berangkat ke kantor, itu lebih baik dari sekedar seks yang terburu-buru.

Mitos keempat: melakukan seks yang ideal 3 kali seminggu

Anda dan pasangan tidak perlu susah-susah membuat jadwal yang kaku untuk melakukan hubungan intim. Misalnya Anda berdua sepakat membuat jadwal seks setiap Senin, Rabu, dan Sabtu. Apakah Anda yakin di hari yang telah dijadwalkan Anda akan benar-benar mendapatkan kepuasan dari seks Anda? Belum tentu, bisa jadi Anda terpaksa melakukannya demi menjalankan rencana yang Anda buat. Jadi Anda tidak perlu membatasi diri Anda untuk melakukan seks dengan membuat jadwal hubungan seks. (Sel/Alya)

Exit mobile version