Militer AS Semakin Giat Menjarah Minyak Suriah di Tengah Krisis Energi Global

Militer AS semakin giat menjarah minyak Suriah di tengah krisis energi global.
Militer AS semakin giat menjarah minyak Suriah di tengah krisis energi global/Foto: Tasnim News.

NUSANTARANEWS.CO, Damaskus – Militer Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis (29/9) dilaporkan terlihat menyelundupkan minyak curian dari Suriah ke wilayah Irak utara melalui penyeberangan perbatasan ilegal, lapor Kantor Berita Suriah (SANA) dengan mengutip sumber-sumber lokal.

“Pasukan pendudukan AS telah menyelundupkan minyak curian tambahan dengan menggunakan 14 mobil tangki melalui persimpangan ilegal Al-Walid yang dikawal kendaraan lapis baja militer,” kata sumber lokal.

Sumber lokal itu juga menambahkan bahwa sehari sebelumnya, pasukan AS telah menyelundupkan minyak curian menggunakan 85 mobil tangki melalui penyeberangan ilegal Mahmoudiya.

Pasukan pendudukan AS tampaknya semakin giat mencuri minyak Suriah di tengah krisisi global meski mendapat kecaman internasional.

Presiden AS Joe Biden tampaknya setali tiga uang dengan pendahulunya Donald Trump yang mengilustrasikan bahwa, “Di masa lalu, ketika berperang, bagi para pemenang adalah rampasan. Anda memenangkan perang dan Anda menerimanya,” ujar Trump. Jadi Anda tidak mencuri apa pun. Anda menerima — kami mengembalikan uang kami sendiri — setidaknya, setidaknya.”

Seperti dikatakan Senator Republik Carolina Selatan Lindsey Graham, pendukung Trump yang paling gigih menegaskan bahwa dengan terus mempertahankan kendali atas ladang minyak di Suriah, berarti dapat melemahkan Assad dan mencegah Iran mendapat rejeki nomplok, tegas Graham. “Kita juga dapat memanfaatkan sebagian dari pendapatan penjualan minyak masa depan untuk membayar komitmen militer AS di Suriah,” kata Graham (Baca: Presiden Trumpi Ingin Menjarah Kekayaan Minyak Suriah)

Kementerian perminyakan Suriah pada akhir Agustus lalu mengumumkan bahwa pasukan pendudukan AS dan sekutu terorisnya telah menjarah lebih dari 80% produksi minyak mentah harian Suriah pada paruh pertama tahun 2022.

Kementerian mengatakan bahwa produksi minyak pada paruh pertama 2022 sebanyak 14,5 juta barel, dengan produksi harian rata-rata 80,3 ribu barel, di mana 14,2 ribu dikirim setiap hari ke kilang. “Pasukan pendudukan AS dan tentara bayaran mereka mencuri hingga 66.000 barel setiap hari dari ladang yang diduduki di wilayah timur,” lapor kementerian.

Sejauh ini, sektor minyak Suriah telah kehilangan “sekitar 105 miliar dolar sejak awal perang hingga pertengahan tahun ini akibat penjarahan oleh AS.

Beberapa negara, termasuk Rusia dan Cina, telah mengutuk tindakan AS dalam menjarah sumber daya Suriah dan telah meminta Washingaton untuk menghentikan penjarahan berkelanjutan atas sumber daya alam negara yang dilanda perang itu. (Agus Setiawan)

Exit mobile version