Menuju Balkanisasi Afghanistan?

Menuju Balkanisasi Afghanistan?
Menuju Balkanisasi Afghanistan?

NUSANTARANEWS.CO, Moskwa – Risiko perang saudara skala penuh dan berkepanjangan akan menjadi kenyataan pahit dan mengarah pada “Balkanisasi” Afghanistan yang luas wilayahnya dua kali lipat lebih besar dari Yugoslavia dan memiliki sumber daya alam strategis yang jauh lebih besar dari negara Balkan tersebut.

Seperti diketahui, Amerika Serikat (AS) dan NATO tanpa perlu alasan membombardir dan mencabik-cabik negara komunis yang makmur di Eropa Tenggara tersebut yang kemudian terkenal dengan istilah “Balkanisasi” – di mana untuk pertama kali pula NATO digerakkan untuk membantai orang-orang Eropa. Dan yang tak kalah menarik adalah untuk pertama kali pula Al-Qaeda diterjunkan untuk menciptakan perang hibirida atau yang dipublikasikan media mainstream barat sebagai pembantaian etnis oleh Slobodan Milosevic.

Tidak mengherankan bila Rusia begitu “siaga” melihat perkembangan mutakhir di Afghanistan. Simak pernyataan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu yang mengatakan bahwa, “Mengapa Amerika Serikat (AS) dan NATO mundur jika pada dasarnya mereka tetap berdiri di sana! Jawabannya sangat jelas: ini adalah upaya untuk mengakar di kawasan Asia Tengah.”

Menurut Shoigu, AS memang akan meninggalkan Afghanistan. Dan ini benar. Tetapi pada saat yang sama, mereka mengadakan pembicaraan dengan semua negara tetangga Afghanistan untuk membuat beberapa pangkalan dan pusat logistik guna memindahkan peralatan sehingga dapat menampung pengungsi dan orang-orang yang telah bekerja sama dengan AS selama bertahun-tahun di sana.

Shoigu juga menambahkan bahwa sulit untuk menemukan tempat di planet ini – tempat di mana AS datang dan tinggal untuk waktu yang lama dengan konsekuensi yang baik. “Misalnya, apakah itu mengarah pada sesuatu yang baik di Suriah dan Libya? Hal-hal buruk terus berlanjut di sana.”

“Di Suriah, misalnya, negara itu dijarah secara terang-terangan, minyak dan sumber daya alam lainnya diekspor tanpa malu-malu lagi.”

Sementara di sisi lain, sanksi pelarangan impor produk minyak ke Suriah terus berlanjut. “Dan bukan hanya produk minyak. Ini termasuk makanan, obat-obatan dan banyak hal lainnya. Jadi, apakah ada sesuatu yang baik terjadi di sana?

Libya masih terbelah dua hingga hari ini, dan insya Allah kesepakatan yang ditandatangani dan dicapai di Berlin akan dilaksanakan. Tentu, semua orang melakukan segala kemungkinan agar Libya sekali lagi menjadi negara yang damai, bersatu, dan insya Allah sejahtera,” kata Shoigu.

Ada kecurigaan mendalam di Rusia mengenai niat geopolitik AS di kawasan. Kremlin memandang bahwa pemerintahan Presiden Biden sedang bermanuver untuk menciptakan kehadiran militer secara terbuka di Afghanistan dan meluncurkan perang hibrida seperti di Suriah.

Apa gambaran besarnya? Perang saudara di Afghanistan cepat atau lambat akan menimbulkan pergolakan dengan banyak pertumbahan darah dan pengungsian skala besar rakyat Afghanistan ke negara tetangga yang tentu akan membawa pengaruh besar terhadap stabilitas kawasan – dan sekaligus tercabik-cabiknya Afghanistan seperti halnya Yugoslavia. (Agus Setiawan)

Exit mobile version