NUSANTARANEWS.CO – Perempuan dan anak memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan di Aceh pasca bencana tsunami beberapa tahun yang lalu dengan berbagai caranya. Demikian kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PP-PA) Yohana Yembise dalam acara Diplomatic Tour 2016 dengan tema “Kemajuan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Aceh” di Banda Aceh (4/11).
Menurut Menteri Yohana, sikap gotong royong dan bahu-membahu antara kaum laki-laki dan perempuan terlihat jelas dalam pembangunan di berbagai sektor, salah satu contohnya adalah KUKM dengan penguatan ekonomi kerakyatan. Hasil kerajinan tangan khas Aceh dan kedai kopi Aceh terbukti telah meningkatkan roda perekonomian daerah.
“Kementerian PP-PA sebagai leading sector pembangunan harus mampu memberikan kontribusi strategis untuk membawa perubahan yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Oleh karena itu kami menginisiasi kegiatan Diplomatic Tour 2016,” kata Menteri PP-PA lewat siaran pers di Jakarta, Jumat (4/11) kemarin.
Event tersebut, lanjut Yohana, diselenggarakan oleh Kementerian PP-PA untuk yang pertama kali. “Event ini juga didukung oleh Kementerian Luar Negeri dan Pemerintah Aceh, serta dihadiri juga oleh seluruh Duta Besar negara sahabat guna memberikan gambaran secara utuh mengenai Aceh, khususnya capaian kinerja pemerintah dan masyarakat Aceh dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,” ujar Yohana
Menteri Yohana mengatakan pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak merupakan salah satu prioritas di antara prioritas-prioritas pembangunan lainnya. Untuk itu, sejak 2016, Kementerian PP-PA telah menetapkan prioritas ke dalam program unggulan Three Ends, yang meliputi: 1) Akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak; 2) Akhiri perdagangan orang; dan 3) Akhiri ketidak-adilan akses ekonomi bagi perempuan.
“Untuk mewujudkan hal tersebut, kami melakukan berbagai upaya Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA) dalam bentuk model-model agar dapat lebih mudah dipahami dan lebih dirasakan oleh masyarakat. Diantaranya, pengembangan model Industri Rumahan (IR), Bina Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (BK-TKI), pengembangan model Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dan berbagai strategi kampanye, yakni Jelajah Nusantara Three Ends, kampanye Berlian (Bersama Lindungan Anak), dan kampanye SETARA juga dilakukan agar semakin banyak masyarakat terjangkau informasi tentang perlindungan perempuan dan anak, serta pemenuhan hak anak,” paparnya.
Menteri Yohana berharap para Duta Besar yang hadir dalam acara Diplomatic Tour 2016 ini dapat melihat secara langsung upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Aceh melalui serangkaian kegiatan field trip yang telah direncanakan. Sehingga dapat terwujud kerjasama, baik yang dilakukan melalui skema bilateral, multilateral maupun triangular untuk kemajuan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Aceh, dan di seluruh Indonesia pada umumnya. (Kiana/red-02)