Menjelang Panen Raya, Impor Beras Medium Jalan Terus

Mendag Enggartiasto Lukita /Foto Fadilah /NUSANTARAnews

Mendag Enggartiasto Lukita /Foto Fadilah /Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO – Menjelang panen raya pada akhir bulan ini, pemerintah tetap melakukan impor beras medium. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan akhirnya memilih opsi impor beras medium sebanyak 500.000 ton. Padahal Menteri pertanian telah menjamin bahwa akan ada surplus beras berkat panen raya yang akan dimulai pada akhir Januari 2018 yang diperkirakan akan menghasilkan 4,9 juta ton beras atau surplus 3 juta ton beras.

Namun pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersikeras tetap membuka opsi impor beras khusus untuk memperkuat stok dan menstabilkan harga beras yang terus melambung belakangan ini. Kemendag menegaskan bahwa beras yang akan diimpor adalah beras khusus.

Pernyataan Mendag Enggartiasto memang cukup membingungkan publik mengingat pernyataan Mentan Amran Sulaiman bahwa stok produksi beras dalam negeri surplus, dan menjamin tidak perlu ada impor sampai April 2018. Kalau harga beras bergejolak kan ada Harga Eceran Tertinggi (HET). Jadi siapa yang salah?

Meski begitu, sekali lagi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito beralasan bahwa opsi impor beras adalah untuk memperkuat stok yang sudah ada. “Opsi impor terbuka, tapi saya memilih beras khusus saja. Supaya kita tidak ada pertentangan dan berhadapan dengan produksi kita, sehingga tidak merugikan petani,” ujarnya kemarin.

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengatakan bahwa keputusan pemerintah untuk melakukan impor adalah kebijakan pemerintah. Keputusan tersebut pun telah dikoordinasi terlebih dahulu.

“Itu kan kebijakan pemerintah. Pasti adalah (koordinasi terlebih dahulu). Jadi gini yang saya pahami namanya kebijakan adalah kebijakan pemerintah. Pasti kebijakan pemerintah sudah dibicarakan,” kata Agung di Toko Tani Indonesia, Jakarta, Jumat (12/1/2018) sebagaimana dikutip Detik.com.

“Secara detail saya tidak mengikuti. Tapi sepengetahuan saya ini kebijakan komprehensif artinya segala aspek pasti sudah dipertimbangkan dan gemudian menjadi keputusan bersama,” tambahnya.

Agung juga menjelaskan bahwa kosongnya beras medium dikarenakan kondisi panen yang menghasilkan gabah yang baik sehingga cenderung diolah menjadi beras premium.

Seperti diketahui, harga beras, terutama kualitas medium belakangan terus merangkak naik hingga melampaui HET yang ditetapkan pemerintah. Sehingga Untuk menstabilkan harga, Wapres Jusuf Kalla meminta kepada Kemendag untuk mengkaji opsi impor beras. Dan ujung-ujungnya akhirnya impor beras juga di tengah-tengah panen raya. (Aya)

Exit mobile version