Mengenal Kecenderungan Cita-Cita Generasi Kids Zaman Now

Ilustrasi kids zaman now (Foto via kompasiana)

Ilustrasi kids zaman now (Foto via kompasiana)

NUSANTARANEWS.CO – Pakar generasi Linksters atau generasi Z atau dalam istililah yang sedang tren di Indonesia disebut sebagai generasi kids zaman now, Meagan Johnson menjelaskan bahwa siapapun yang lahir setelah tahun 2002 (pasca milenium) disebut sebagai generasi Linkster. Kadang juga disebut sebagai generasi Z.

Karakteristik generasi Z atau kids zaman now, menurut Meagan biasanya sangat suka berkomunikasi dan bersosialisasi dengan beberapa orang lewat media sosial (medsos), seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, Snapchat, Youtube dan jejaring sosial lainnya.

Melalui medsos, mereka bisa mengekspresikan diri, perasaan dan pikirannya. Generasi ini bisa setiap saat mencurahkan isi hati yang mereka rasakan ke dalam media sosial, mau yang bersifat memprotes, mengungkapkan kekesalan, ataupun kesenangan, dan kegembiraan.

Meagan menambahkan, populasi generasi kids zaman now diperkirakan sebanyak 18 persen dari populasi dunia. Mereka, kata dia, dibesarkan oleh media sosial, ponsel pintar dan aplikasi. Alhasil, generasi ini kemudian mengalami perubahan drastis ketika menginjak usia 15 tahun karena berkembang menjadi orang yang sudah tampak dewasa. Mereka dewasa sebelum usianya karena dibantu oleh keahlian tertentu dan tekanan dari media sosial, internet serta teknologi canggih.

Lantas seperti apa cita-cita para generasi kids zaman now itu? Dalam hal ini tentu cinta-cita mereka tidak sama dengan cita-cita kebanyakan anak era 80-an ataupun awal 90-an. Karena dimensi ruang interaksi mereka berbeda dengan generasi pandahulunya.

Dilansir dari Nominet, survei baru-baru ini menunjukkan dengan menggunakan responden yang terdiri dari kalompok generasi Z yang rata-rata berusia 11-18 tahun, Nominet mempublikasikan hasilnya bahwa kebanyakan dari responden tersebut kini tak lagi tertarik atau bercita-cita untuk menjadi guru, dokter, pilot, tentara ataupun arsitek layaknya generasi pendahulu.

Riset menunjukan bahwa sepertiga responden menjawab ingin menjadi game developer. Lalu, sebanyak 13 persen responden mengaku, punya cita-cita sebagai application developer dan website developer.

Sisanya, 7% bercita-cita menjadi perancang busana dan musisi yang mana hal itu sesuai dengan melesatnya dunia hiburan/entertain di dunia; 10% bercita-cita jadi Atlet; 5% memilih menjadi seorang astronot; 4,3% jadi polisi, 6% memilih pengacara, dan 6,3% ingin jadi dokter atau suster.

Anak-anak laki mayoritas bercita-cita memasuki dunia industri teknologi. Sedangkan anak-anak perempuan menilai dunia teknologi membosankan (41 persen), terlalu teknis (35 persen), sulit (28 persen), dan terlalu maskulin (16 persen). (*)

Editor: Romandhon

Exit mobile version