Mengapa Indonesia Tertinggal (Tamat)

Mengapa Indonesia Tertinggal
Sayidiman Suryohadiprojo

NUSANTARANEWS.CO – Mengakhiri Ketertinggalan. Adalah sekarang satu keharusan bagi Indonesia untuk mengakhiri ketertinggalan yang secara obyektif tidak perlu terjadi. Sebab sekarang taruhannya tidak hanya dalam aspek kesejahteraan, melainkan sudah ditambah dengan risiko keamanan nasional.

Jelas sekali bahwa kunci bagi usaha mengakhiri ketertinggalan ada di aspek Manusia. Bukan segi potensi Kualitas atau Kuantitas yang secara obyektif sudah amat memadai. Akan tetapi di segi subyektif Manusia Indonesia dalam mengembangkan Kehendak, yaitu Kehendak untuk bersifat Pejuang yang tidak terlena oleh Lingkungan Alam yang mudah-murah dan membuatnya manja mental.

Karakter Pejuang yang sekarang baru ada pada orang-orang tertentu sebagai perkecualian yang minoritas dalam penduduk Indonesia yang 250 juta orang, harus meluas sehingga menjadi karakter umum bangsa Indonesia. Pejuang yang tak kenal menyerah dalam memperjuangkan tujuan bangsa, yang setia pada Dasar Negara Pancasila, yang senantiasa mengusahakan hasil terbaik dari apa pun yang dikerjakannya, yang selalu bersatu dengan sesama bangsa sekalipun ada perbedaan, yang mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.

Karakter Pejuang akan menjadikan berbagai kualitas yang ada pada seorang muncul sebagai perbuatan produktif dan bermutu. Dengan Karakter umum Pejuang bangsa Indonesia akan mampu mengusahakan segala karunia Allah menjadi manfaat bagi kehidupan bangsa, mewujudkan kemajuan dan keadilan serta kesejahteraan merata bagi seluruh Rakyat Indonesia. Dan dengan Rakyat yang Sejahtera Adil Merata tercipta faktor utama bagi penciptaan Negara yang Kuat Sentosa.

Dalam keadaan demikian dapat terlaksana integrasi positif dari segenap Warga Negara Indonesia dari segala Asal dan Keturunan. Sikap yang hingga kini sering terjadi untuk mengesampingkan dan bahkan mengorbankan NKRI demi kepentingan pribadi atau bangsa lain akan mendapat pencegahan efektif dan akan memperoleh ganjaran sepadan bila dilakukan.

Yang tentu menjadi pertanyaan adalah bagaimana caranya mewujudkan perubahan penting ini. Secara normatif dapat dikatakan bahwa melalui Kepemimpinan, khususnya Kepemimpinan Nasional, harus digerakkan satu usaha besar menjadikan Manusia Indonesia meninggalkan sifat dan sikap Kemanjaan Mental dan berubah menjadi sikap Pejuang. Adalah amat membantu apabila keadaan demikian tersedia. Apalagi kalau didukung oleh terselenggaranya Pendidikan yang sesuai, baik Pendidikan di lingkungan Keluarga, Pendidikan di Sekolah dan Pendidikan di Masyarakat. Namun dalam kenyataan hal itu tidak sebagus kita inginkan.

Oleh sebab itu perlu sekali dikembangkan Kelompok-Kelompok Diskusi di setiap organisasi yang ada dalam masyarakat yang melalui diskusi teratur mendalami hal-hal yang menyangkut perubahan penting itu. Kelompok-kelompok diskusi itu dipimpin oleh orang yang sudah bersikap Pejuang dan melakukan konsultasi serta koordinasi antar-kelompok. Kemudian mengusahakan berkembangnya dinamika dalam masyarakat yang membuat segala pihak, khususnya mereka yang menjalankan fungsi Kepemimpinan terbawa serta dalam gerak perubahan penting itu.

Dengan ridho Allah akan tercipta karakter bangsa Indonesia yang Pejuang dan membuatnya lebih mampu memanfaatkan karunia Allah secara lebih tepat dan efektif.

Dengan perubahan yang terwujud dalam masyarakat dan bangsa Indonesia itu akan berkembang dinamika di segala aspek kehidupan yang membuatnya bergerak maju menyamai atau bahkan melampaui gerak maju bangsa-bangsa lain di sekelilingnya, termasuk Korea Selatan.

Bagi para Pejuang Kemerdekaan hal ini semoga sungguh-sungguh terwujud dan Impian tahun 1945 menjadi satu Realitas Baru. (TAMAT)

Oleh Sayidiman Suryohadiprojo (Mantan Gubernur Lemhanas, WAKASAD dan Dubes RI untuk Jepang/sumber: sayidiman.suryohadiprojo.com)

Exit mobile version