Mendikbud; Reposisi Sejarah Untuk Membangun Karakter Bangsa

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy/Foto nusantaranews (Istimewa)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy/Foto nusantaranews (Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO  – Dalam gelaran Konferensi Nasional Sejarah (KNS) di Jakarta yang berlangsung 7-10 November 2016, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menekankan bahwa  peran sejarah sekarang perlu dimaknai untuk membanguk karakter bangsa.

Ia menilai sejarah jangan dipahami sebatas peristiwa masa lampau, melainkan sejarah merupakan titik tolak pendidikan karakter generasi yang akan datang.

“Melalui kegiatan ini diharapkan sejarah bukan hanya sebagai sebuah ilmu yang jauh dimasa lampau, akan tetapi sejarah juga merupakan titik tolak pendidikan karakter bagi generasi mendatang,” ungkap Muhadjir Effendy kepada para peserta KNS.

Melalaui konferensi yang diselenggarakan lima tahun sekali ini, Mendikbud berpesan agar sejarah bangsa  ini perlu untuk direposisi guna membangun kembali rasa bangga terhadap Indonesia.

“Indonesia punya modal sejarah yang dapat mencermati dan memaknai masa lalu. Modal sejarah inilah yang perlu kita gunakan sebagai titik tolak membangun kembali rasa bangga bahwa Indonesia adalah bangsa yang jaya di laut,” himbaunya.

Pada geleran KSN ke-X, mengangkat tema besar Budaya Bahari dan Dinamika Kehidupan Bangsa dalam Perspektif Sejarah.  Tak hanya Mendikbud, kegiatan lima tahun sekali ini juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani.

“Konferensi ini merupakan upaya kita bersama untuk menempatkan peran sejarah secara lebih proposional dalam pembangunan karakter Indonesia,” ajak Menko PMK. (AD)

Exit mobile version