Mendikbud Mencoba Bunuh Kemampuan Anak Sekolah

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy

NUSANTARANEWS.CO – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy harus berpikir secara komprehensif bila hendak mengelurkan sebuah kebijakan, dan bukan karena motif hendak mencari muka di depan Presiden dengan mengeluarkan kebijakan dianggap berbeda, full day school.

Menurut Doktor Manajemen Pendidikan UNJ, Laode Haji Polondu, kalau program full day school diterapkan di sekolah, maka otomatis kegiatan belajar anak-anak di luar sekolah untuk menambah pengetahuan yang kurang diperoleh di dalam kelas akan terhenti, sementara pihak sekolah belum bisa menyamai metode, tenaga pendidik, fasilitas dan kenyamanan anak-anak belajar tambahan kursus di lembaga pendidikan kursus di luar sekolah.

“Untuk mata pelajaran khusus yang kurang maksimal diajarkan di sekolah di SD, anak-anak melakukan pendalaman di luar sekolah dengan ikut Kursus di lembaga kursus, contoh Bidang Studi Bahasa Inggris. Lembaga Kursus Bahasa Inggris LIA. Apa yang anak-anak peroleh di LIA jauh lebih bagus penguasaan anak-anak dalam Bahasa Inggris daripada yang diperoleh di sekolahnya (SD),” kata Laode Haji dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (10/8/2016).

Kebijakan full day school bila diterapkan sama saja Mendikbud hendak menghentikan kegiatan anak-anak yang sangat bermanfaat seperti kursus, “bahkan membunuh kemampuan anak-anak dalam bidang studi khusus tertentu yang kurang maksimal diperoleh anak-anak di kelas,” tambah Laode.

Selain itu, Laode menuturkan bahwa semangat belajar anak-anak pada malam hari akan hilang karena sudah kelelahan sepanjang hari di sekolah. Demikian Laode Haji Polondu menyikapi wacana full day school Mendikbud pengganti Anies Baswedan itu. (eriec dieda/ucok)

Exit mobile version