Menatap Masa Depan Jawa Barat yang lebih Toleran

Tolerasi. Foto: Ilustrasi/Net

Tolerasi. Foto: Ilustrasi/Net

NusantaraNews.co, Jakarta – Jawa Barat sebagai propinsi dengan populasi terbanyak mempunyai tantangan kebinekaan yang tidak sederhana dalam mengkonsolidasikan demokrasi Indonesia. Terlebih, kerusakan akibat pilkada DKI Jakarta yang sangat brutal menggunakan isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) mulai terasa menjelang pilkada 2018 di Jawa Barat (Jabar).

Karena itu, mendesak sekali membuat ruang bersama di kalangan masyarakat sipil untuk menggali, memetakan dan merumuskan masa depan Jabar yang lebih ramah terhadap keberagaman dan menuntut tanggung jawab negara menghormati, melindungi dan memenuhi segenap hak-hak dasar warganya.

August Leonardo selaku Ketua Panitia December Light Fest 2k17: Celebrate Our Diversity di sela-sela festival menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi ikhtiar dalam mengembangkan dan menguatkan perjumpaan lintas komunitas agama atau kepercayaan, etnis, gender, akademisi dan generasi muda di Jawa Barat.

“Festival ini digelar demi melahirkan narasi-narasi alternatif kebinekaan melalui berbagai gagasan dan ekspresi dari level nasional dan lokal untuk mendorong Jawa Barat berani berkomitmen dalam merawat kebinekaan dan menerjemahkannya melalui kerjasama nyata antar individu dan lembaga di berbagai bidang kehidupan, termasuk pemberdayaan ekonomi dan sosial budaya,” ujar Leo mewakili panitia December Light Fest 2k17 yang merupakan kerjasama lebih dari 20 organisasi masyarakat sipil.

Lelaki yang juga dipercaya sebagai Koordinator Aliansi Kebhinnekaan Jawa Barat ini menambahkan alasan, “December Light Fest 2k17: Celebrate Our Diversity” digelar, selain bertujuan meningkatkan kesadaran di kalangan masyarakat luas, khususnya generasi muda, terhadap topik-topik kebinekaan, juga akan dilanjutkan dalam proses berkesinambungan yang berdampak jangka panjang, yakni membangun berbagai bentuk pendidikan publik, baik online maupun offline, dan mengembangkan praktik-praktik pemberdayaan masyarakat.

Harapan dari gerakan bersama yang disenergikan antara komunitas agama, kepercayaan ataupun etnis dengan organisasi masyarakat sipil dan kalangan akademis ini adalah bagaimana menurunkan tingkat intoleransi dan diskriminasi di Jawa Barat sebagaimana dilansir dalam laporan tahunan hasil penelitian dan pemantauan kebebasan beragama seperti yang dilakukan Setara Institute ataupun Wahid Foundation.

“Bermula dari festival ini akan dibangun kerjasama yang kokoh antar-jejaring komunitas sehingga melahirkan sinergi dan gerakan bersama yang melibatkan kalangan milenial dalam mengembangkan perdamaian dan pemberdayaan ekonomi warga berbasis social entrepreneurship,” pungkas Leo.

Pewarta/Editor: Achmad S.

Exit mobile version