Menaker Sebut Sejumlah Pekerjaan Ini Hilang Sepanjang Revolusi Industri Keempat

Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR yang dipimpin oleh Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf di gedung DPR Jakarta, Selasa (20/3/2018). (FOTO: Humas Naker)

Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR yang dipimpin oleh Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf di gedung DPR Jakarta, Selasa (20/3/2018). (FOTO: Humas Naker)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Revolusi industri keempat (Fourth Industrial Revolution atau Industry 4.0) nyaris berlangsung. Pesatnya perkembangan teknologi melahirkan sejumlah alat produksi yang semakin efisien. Dimana hadirnya alat canggih tersebut berdampak terhadap hilangnya perkerjaan konvensional dan akan berganti dengan pekerjaan baru.

Sejarah mencatat bagaimana perubahan tumbuh hilangnya jenis pekerjaan sejak zaman revolusi industri pertama hingga yang ketiga. Dan kini, sudah memasuki fase keempat. Praktis, prediksi bahwa di era Idustry 4.0 akan menimbulkan hilangnya banyak jenis pekerjaan dan berganti jenis pekerjaan baru bukanlah hal mustahil.

Baca:
Revolusi Industri Keempat Gilas Ragam Profesi Pekerjaan
Diprediksi Akan Banyak Pekerjaan Hilang Akibat Industry 4.0
Indonesia Terancam Kehilangan Petani

Menurut Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri dampak era digitalisasi dan bonus demografi akan menyebabkan hilang dan munculnya sejumlah peluang pekerjaan baru. Untuk mengantisipasi “terbunuhnya” sejumlah pekerjaan akibat perkembangan teknologi informasi, pihaknya telah menyiapkan pemetaan menyangkut sektor pekerjaan yang bakal tumbuh dan menyusut 15 tahun kedepan.

“Intinya perubahan industri sebagai akibat revolusi teknologi informasi harus diantisipasi secara cepat karena di satu sisi menciptakan peluang kerja baru. Tapi di sisi lain juga membunuh pekerjaan yang lama,“ kata Menaker Hanif saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR yang dipimpin oleh Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf di gedung DPR Jakarta, Selasa (20/3/2018).

Oleh karena itu, Hanif mengajak semua pihak optimistis menghadapi revolusi industri yang terjadi sejak tahap 1 hingga 4, namun umat manusia tetap bisa survive. “Masalahnya tinggal apakah survive di negara kita lebih cepat dari negara lain atau tidak. Karena itu kuncinya selain terletak pada kualitas juga speed,“ katanya.

Menaker Hanif menyebutkan sejumlah pekerjaan yang akan meningkat pada tahun 2017-2020 seperti trainer, perawat, manajer keuangan, pengacara, agen penjualan, analis, terapis fisiologis, penasihat keuangan, SDM, perawat, dokter, programmer dan layanan berita reguler. Namun Menteri Hanif mengakui terdapat sejumlah pekerjaan yang mengalami penurunan yakni manajer administrasi, mekanis, tukang cetak, pengantar surat, supir, petugas ekspedisi, pekerja pabrik, operator, mesin jahit, perangkat komunikasi dan radio.

“Sementara di tahun 2021-2025 ihwal mengenai pemeliharaan dan instalasi, mediasi, medis, analis data, manajer sistem informasi, konselor vokasi, analis dampak lingkungan akan bertumbuh. Sebaliknya pekerjaan yang akan mengalami penurunan adalah resepsionis, tukang kayu, disain tiga dimensi, pengolah semikonduktor, teller bank, travel agents, juru masak fast-food dan operator mesin,” papar Hanif.

Menteri Hanif manambahkan, untuk fase berikutnya adalah period 2026-2030, jenis pekerjaan perancang, pemograman kecerdasan bautan, perancang dan pengendali mesin otomasi, perancang sofware dan game online akan bertumbuh. “Tapi jenis pekerjaan ahli las, staf akuntan, operator mesin, supir truk dan ahli mesin mulai tersingkir. Padahal jumlah supir truk kita ada sekitar 6 juta,“ katanya.

Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.

Exit mobile version