NUSANTARANEWS.CO – Video kampanye pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat di media sosial pekan lalu terkesan sengaja dibiarkan. Kendati awalnya sempat menuai kecaman, nyatanya tidak dianggap sebuah persoalan. Video kampanye tersebut sudah jelas mengandung SARA dan menyinggung umat Islam.
Adegan video paling mencolok adalah penampilan sosok sejumlah pria berpeci dengan latar belakang spanduk bertuliskan beraroma sentimen suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA). Seperti tampak dalam video, adegan menjijikan itu muncul pada detik 9 hingga 11.
Tercatat Abdullah Gymnastiar adalah salah satu tokoh paling geram dengan video SARA Ahok-Djarot. Menurut tokoh agama yang biasa disebut Aa’ Gym video tersebut sangat menyudutkan umat Islam karena kotor dan keji.
Masih banyak lagi kecaman yang berdatangan mengomentari video tersebut. Hanya saja, Timses Ahok-Djarot justru berkilah bahwa video berbau SARA memang sengaja dimunculkan ke hadapan publik. Mengutip CNN, salah anggota tim pemenangan Ahok-Djarot, Eva Sundari mengkonfirmasi bahwa video kampanye itu sengaja menampilkan dampak negatif dari penggunaan isu suku, agama, ras, dan antargolongan. Sebab, kata dia, sentimen SARA telah merusak warga selama Pilkada DKI berlangsung. Eva menyebut penggunaan isu SARA berdampak pada munculnya upaya penghalangan warga untuk memilih.
Terlepas dari itu, sudah dua hari video SARA itu dilaporkan ke Bawaslu oleh Kelompok Advokat Cinta Tanah Air (ACTA). Menurut mereka, video yang memuat spanduk bertuliskan “Ganyang Cina” bertujuan menyerang Islam karena yang ikut demo di depan spanduk berdiri tegak sejumlah orang yang mengenakan pakaian muslim seperti sorban dan peci hitam.
Lalu, apakah video berbau SARA itu tetap diabaikan para otoritas penyelenggara Pilkada? Atau malah dianggap hal biasa-biasa saja di tengah memanasnya perebutan kuris DKI I?
Penulis: E.Dieda