Memilih Jokowi, Memilih Oligarki Politik yang Melingkari Istana Negara

memilih jokowi, oligarki politik, lingkaran istana negara, natalius pigai, aktivis ham, kejahatan ham, pelanggaran ham, pelaku pelanggaran ham, nusantaranews
Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai (kiri). (Foto: NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai menyebutkan memilih Jokowi sama saja memilih oligarki politik yang melingkari Istana Negara selama 4 tahun ini.

Dalam pandangannya, Pigai menyebutkan bahwa patut diduga oligarki politik yang mengelilingi Jokowi selama ini adalah mereka yang melakukan pelanggaran HAM.

“Memilih Jokowi itu, memilih oligarki politik yang melingkari Istana. Patut dicurigai Jokowi dikelilingi orang-orang pelanggar HAM,” ujar Pigai dikutip dari pernyataannya yang diterima redaksi, Jakarta, Sabtu (26/1/2019).

Aktivis kemanusiaan ini menuturkan sebenarnya setiap pemerintahan gampang saja tanpa bukti kuat bisa diproses karena ada sarana dan prasarana rekonsiliasi dan perdamaian.

“Tapi mengapa pemerintahan Jokowi tidak mau, karena yang melingkari Jokowi itu adalah mereka yang patut diiduga melakukan pelanggaran-pelanggaran (HAM), bahkan kejahatan,” ucap Pigai.

“Jangan-jangan peristiwa 98 yang melakukan kampanye itu adalah orang-orang yang ada di lingkaran Jokowi karena di awal kita sudah bilang proses Prabowo, dan Prabowo juga sudah siap kok, dia gentlemen kok. Tapi kenapa Jokowi tidak mau proses itu selama 5 tahun padahal sudah tertulis dalam cita-cita Nawacita loh dan salah satunya ialah penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM,” sambungnya.

Dengan dasar itu, aktivis kemanusiaan kelahiran Painai, Papua ini yakin dengan dugaannya bahwa orang-orang yang melingkari Jokowi adalah mereka yang ada kaitannya dengan kejahatan-kejahatan HAM di masa lalu.

“Tapi sampai sekarang kok diam. Karena apa, karena orang-orang yang melingkari Jokowi itu adalah orang-orang yang patut diduga terlibat dalam peristiwa kejahatan-kejahatan masa lalu. Tidak hanya kejahatan di sini, tetapi juga kejahatan-keahatan di tempat lain termasuk kejahatan di Papua,” tegasnya.

(eda/anm)

Editor: Almeiji Santoso

Exit mobile version