Mata Doa, Sebuah Puisi Karya BJ Akid

Duka Matamu - Sepilihan Puisi Fian Jampong. Ilustrasi: through sad windows by phatpuppyart (DevianArt)
Mata Doa. Ilustrasi: through sad windows by phatpuppyart (DevianArt)

Mata Doa, Sebuah Puisi Karya BJ Akid

 

Mata Doa

Di mataku, selalu ada senja yang diam di beranda, doa-doa selalu menepi, menadah mata hari untuk terbit esok pagi, sebelum matahari benar-benar terbenam, senja-senja telah menjelma kunang-kunang, terbang mengelilingi ingatan, beserta keyakinan yang di perjuangkan, barang kali waktu akan segera tau, betapa kejam ketika ragu merasuki rindu, di tata oleh rapuhnya penantian, meski bayang-bayang lebih menyerupai aroma diam.

Dari sungai kelautan, cinta selalu berjenjang melawan angan, bersinggah dalam bingungnya kesabaran, yang terkadang bersinar di jalan pulang, seandainya langkah terlebih dahulu tersesat di peta-peta lama, dan bertapa melawan kepekatan rasa, akankah? kita bisa bersama, untuk mengusir aroma tanah di ujung suasana.

Hanya hujan yang bersetia menafsir dingin, mengukur kelembaban angin yang tiba-tiba jatuh dengan sekotak mimpi seorang perempuan, sebelum ia berlayar kekota Kalimantan, rupanya di sana kupu-kupu kuning selalu bersetia berjelaga, mempertahankan nama-nama janji, sesudah kepergian kembali untuk abadi. Adapun ikan-ikan yang ia kenali dari kecermatan waktu yang tak pernah perduli, ia memanjat rasa dari arah tenggara ke ujung daksina, sebab sebagian dari doa-doa mereka, masih terpahat sampurna dalam menentukan warna jendela.

Madura, 2019

 

BJ Akid lahir di Pasongsongan Sumenep, Madura. Dia Menulis Puisi Beserta Cerpen. Saat ini masih tercatat sebagai santri Pondok Pesantren Annuqayah. Dan menjadi Ketua Komunitas Laskar Pena PPA Lubtara, Sekaligus Pengamat Litrasi Di Kumunitas Surau Bambu dan SMK Annuqayah.

Exit mobile version