Masyarakat Sekatak Keluhkan Isi Gas Epiji Bersubsidi

Masyarakat Sekatak Keluhkan Isi Gas Epiji Bersubsidi
Masyarakat Sekatak keluhkan isi gas epiji bersubsidi/Foto: Pasokan gas elpiji bersubsidi di Sekatak, Bulungan, Kalimantan Utara.

NUSANTARANEWS.CO, Bulungan – Masyarakat di Kecamatan Sekatak, Bulungan, Kalimantan Utara mengeluhkan  berkurangnya isi tabung gas elpiji bersubsidi.  Isi yang seharusnya 3 kilogram dalam setiap tabungnya, namun pada kenyataanya setiap tabung hanya berisi 2 kg bahkan ada yang hanya 1,5 kilogram.

Otomatis, pihak pemilik pangkalan (penyalur) menjadi tumpuan kekesalan warga. Pasalnya, kadang bahkan ada tabung yang isinya hanya mampu bertahan selama 3 hari.

Dari pantauan langsung media ini ke beberapa penyalur dan pangkalan, berkurangnga isi gas elpiji bersubsidi diduga terjadi karena kondisi tabung. Dengan kata lain, berkurangnya isi tabung tersebut berasal saat pengisian ulang.

Hal tersebut dapat diketahui dari salah satu pangkalan yang dalam proses penukaran tabung kosong oleh warga, selalu menyediakan timbangan sehingga isi tabung akan langsung dapat dilihat oleh warga yang akan menukar tabung kosongnya.

Di Pangkalan Sabran Abdulah contohnya, pemilik pangkalan selalu mempersilahkan warga terlebih dahulu menimbang tabung yang akan ditukarkanya

“Transparansi wajib kami lakukan untuk menghindari kecurigaan dari warga.  Dan selain itu untuk mengetahui isi gas yang akan dibelinya itu adalah haknya konsumen,” tuturnya, Selasa (14/9)

Menurutnya, ada 2 hal yang membuat isi tabung gas elpiji  bersubsidi tersebut tak cukup sampai 3 kilogram. Pertama, kemungkinan saat proses pengisian dan kedua ada pada kwalitas penutup tabungnya.

“Kalau kurangnya isi gas terjadi saat pengisian, kita mohon agar Pertamina turun tangan,” ujarnya.

Namun jika berkurangnya isi gas terletak pada tutup tabungnya sehingga mengalmi kebocoran, maka ia minta agar sesegera mungkin ada perbaikan mengingat hal tersebut sangat tak dapat dibiarkan

Dalam setiap pasokan, ungkapnya, hanya ada sekitar 5 persen dari 700 tabung yang datang. Sehingga apabila 95 persennya mengalami kebocoran, tentu akan berakibat hal yang sangat membahayakan.

“Tak jarang kita dengar kabar adanya kecelakaan yang berasal dari ledakan atau bocornya tabung gas elpiji. Sehingga kami benar – benar minta kepada pihak terkait agar menyeriusi terkait persoalan ini,” tutupnya.[]

Pewarta: Eddy Santry

Exit mobile version