Makna Peluncuran Rudal Korea Utara

Kim Jong un

NUSANTARANEWS.CO – Makna peluncuran rudal Korea Utara. Kementerian pertahanan Korea Selatan di Seoul menyatakan keprihatinannya tentang peluncuran rudal oleh Pyongyang pada hari Sabtu (4/5) dan mendesak Pyongyang agar menghentikan tindakan yang dapat memicu ketegangan militer di Semenanjung Korea. Meski begitu, Seoul menolak mengkonfirmasi lebih terkait penembakan rudal jarak pendek tersebut.

Korea Utara sendiri bersikeras bahwa penembakan itu merupakan kegiatan latihan rutin militer pertahanan diri guna memeriksa kesiapan operasi senjata, demikian rilis kantor berita pemerintah.

Foto-foto penembakan rudal itu juga sempat tertangkap oleh sebuah perusahaan satelit komersial yang berbasis di San Francisco. Namun otoritas militer menyangsikan kemungkinan bahwa itu adalah rudal balistik.

Jeffrey Lewis, direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di Institut Middlebury di Monterey, California, mengatakan bahwa gambar itu benar-benar menunjukkan rudal balistik. Lewis menduga rudal berdiameter sekitar 3 kaki tersebut mampu menjangkau target hingga 300 mil. Artinya rudal itu dapat menjangkau pangkalan militer AS di Korea Selatan yang menampung sekitar 28.500 prajurit.

Di Tokyo, pejabat Jepang dan Amerika Serikat (AS) langsung mengadakan pertemuan. Kepala Biro Urusan Asia dan Oseania Kementerian Luar Negeri Jepang, Kenji Kanasugi, dan Perwakilan Khusus AS bagi Korea Utara, Stephen Biegun, menggelar pembicaraan pada Rabu (8/5). Keduanya saling bertukar informasi serta menganalisis kemungkinan peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara.

Sementera, penembakan rudal jarak pendek itu sesungguhnya tidak melanggar moratorium yang diberlakukan sendiri di mana pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjanji tidak akan melakukan uji coba rudal nuklir atau jarak jauh sebagai bagian dari pembicaraan perlucutan senjata.

Terlepas dari itu semua, peluncuran rudal itu bisa juga diartikan sebagai pesan politik –  bahwa kesabaran Korut semakin menipis di tengah stagnasi pembicaraan nuklir yang terhenti dengan AS.

Pada hari Selasa (7/5), Kementerian pertahanan Korea Selatan melaporkan kepada Majelis Nasional bahwa mereka tidak melihat peluncuran itu sebagai provokatif dan ada kemungkinan besar proyektil itu bukanlah rudal berdasarkan jarak terbangnya, kata Kantor Berita Yonhap mengutip pernyataan seorang anggota parlemen. (Banyu)

Exit mobile version