Makanan Penuh Lemak Dapat Menurunkan Obesitas?

Makanan penuh lemak dapat menurunkan obesitas?
Makanan penuh lemak dapat menurunkan obesitas?/Ilustrasi foto: Dixon Hall

NUSANTARANEWS.CO – Makanan penuh lemak dapat menurunkan obesitas? Praktik diet dengan cara mengurangi lemak dan menurunkan kolesterol ternya memiliki “konsekuensi bagi kesehatan”. Hal ini disampaikan oleh salah satu badan kesehatan di Inggris.

Dalam sebuah laporan disebutkan ada kerjasama antara kesehatan masyarakat dengan pihak industri makanan. Karena itu Forum Obesitas Nasional dan Paguyuban Kesehatan Masyarakat mengampanyekan “perbaikan besar-besaran” terhadap tips-tips diet yang populer saat ini.

Mereka mengatakan bahwa praktik diet di Inggris dengan menurunkan lemak tidak berhasil mengatasi krisis obesitas, justru yang membuat orang gemuk lantaran banyak ngemil setelah makan teratur.

Dengan alasan tersebut, mereka menghimbau untuk kembali mengkonsumsi daging, ikan, dan susu, serta makanan berlemak tinggi termasuk alpukat. Mereka menilai, “makanan berlemak tidak membuat seseorang menjadi gemuk”.

Laporan tersebut, yang menyebabkan timbulnya reaksi besar di kalangan komunitas ilmiah – juga berpendapat bahwa banyak makan konsumsi berlemat lemak tidak menyebabkan penyakit jantung. Bahkan, katanya, susu, yoghurt dan keju benar-benar dapat melindungi jantung.

Makanan olahan berlabel “rendah lemak”, “sedikit gula”, “rendah kolesterol” atau “terbukti menurunkan kolesterol” harus dihindari dan bagi penderita diabetes tingkat 2 seharusnya lebih banyak mengkonsumsi makanan yang kaya kandungan lemaknya daripada mengkonsumsi makanan yang memiliki banyak kandungan karbohidrat.

Dalam Laporan yang sama juga disebutkan bahwa gula harus dihindari, orang harus berhenti menghitung kalori dan pandangan umum bahwa banyak olahraga seperti lari dapat membantu diet, ternyata hal itu hanyalah mitos.

Sebaliknya, melakukan diet dengan cara mengurangi karbohidrat namun ditopang dengan kandungan lemak sehat yang tinggi adalah cara yang efektif dan aman untuk mencegah penambahan berat badan dan membantu penurunan berat badan, bahkan mengurangi risiko penyakit jantung.

“Makan makanan yang kaya susu dan penuh lemak, seperti keju, susu, dan yoghurt benar-benar dapat menurunkan kemungkinan obesitas. Makanan yang paling alami dan bergizi terkandung dalam daging, ikan, telur, susu, kacang-kacangan, biji-bijian, minyak zaitun, alpukat, dan semua makanan yang mengandung lemak ternyata dihindari oleh banyak orang di berbagai daerah. Padahl semua itu adalah makanan yang sangat bergizi, sehat dan baik bagi kesehatan,” keterangan dalam laporan tersebut.

Para penulis laporan itu juga berpendapat bahwa ilmu makanan telah “rusak oleh pengaruh komersial”. Hal ini serupa dengan kasus perusahaan rokok besar yang membeli “loyalitas para ilmuwan” untuk mengeluarkan hasil penelitian bahwa merrokok dapat menyebabkan kanker. Jadi pengaruh industri makanan pun menjadi “ancaman signifikan terhadap kesehatan masyarakat”, kata mereka.

Ketua Forum Obesitas Nasional Profesor David Haslam mengatakan, “Sebagai dokter, merawat pasien sepanjang hari setiap hari, saya segera menyadari bahwa pedoman seperti di atas, menunjukkan karbohidrat tinggi, diet rendah lemak adalah obat mujarab yang universal, yang sangat cacat. Upaya saat ini telah gagal. Terbukti, bahwa tingkat obesitas orang-orang yang menerapkan pandangan umum justru meningkat.”

Sementara Dr Aseem Malhotra, konsultan ahli jantung dan anggota pendiri Kolaborasi Kesehatan Masyarakat, sekelompok petugas medis, mengatakan pedoman diet mempromosikan makanan rendah lemak “mungkin adalah kesalahan terbesar dalam sejarah medis modern mengakibatkan konsekuensi yang menghancurkan bagi kesehatan masyarakat.

Pandangan yang sama dengan objek penelitian serupa kendati  masih ada sedikit polemik juga telah dilakukan oleh Profesor Iain Broom dari Robert Gordon University di Aberdeen, Penasehat khusus Dokter bidang obesitas di Royal College Profesor John Wass, Perwakilan Fakultas Kesehatan Masyarakat Profesor Simon Capewell, Direktur medis asosiasi di British Heart Foundation (BHF) Dr Mike Knapton, Kepala Ahli Gizi di PHE Dr Alison Tedstone, dan Profesor Naveed Sattar dari University of Glasgow. (ed. alya)

Sumber: independent.co.ud

Exit mobile version