Diorama Palestina
Jelajahi bumi tak kunjung damai
Diorama di antara persaudaraan begitu rapuh
Runtuhan merujuk penyiksaan
Serasa mengundang kesedihan amat dalam
Membengkam di ujung kalbu
Memilu pada kekuasaan
Serasa ingin menduduki kembali
Dengan cara mengembalikan hak
Dipaksa untuk bergoyah di tanah Yerussalem
Surabaya, 2018
Menyiksa Sendiri
Entah pria hendak merusak hubungan dengan melumpuhkan sperma
Serupa telembuk malam merayu mesum lalu dibuahi kemabukan
Dendam kesumat diawali malam pada menginjak kaki di Kubur
Ingin membalas dendam yang mengeji perbuatan tanpa mengais bahagia
Tiada hal yang merebut kekuasaan akibat terjerumus kebaikan
Kian hangat mengempal kejiwaan lalu menghadang situasi
Narkoba, membunuh segala perbuatan beserta sindiran yang mengaitnya
Tak tahu apa yang telah dilakukan terhadap perbuatan diri sendiri
Sama saja di terka cinta yang dilepas oleh bekas panah
Pulang dengan tangan kosong berderai kematian
Memeluk kubur selama-lamanya
Surabaya, 2018
Membaca Buku di Ruang Gelap
Lampu mati tapi tak sempat diperbaiki
Sempat dilontarkan oleh banyak orang
Mungkin diantara kedipan semata
Ruang gelap menjadi hal yang menyedihkan
Tak bisa membaca buku di tengah kegelapan
Butuh cahaya bersinar
Walau rumahnya milik lelaki
Siang kantuk tersulur pagi
Tidur bila membaca sambil berbaring
Bukankah cinta meneteskan logika
Hanya membuahi selamanya
Tanpa memendam rasa
Sekian lama tersentuh keajaiban selalu
Mengobarkan panji kebenaran tanpa pernah ragu
Jendela dunia tetap hidup
Surabaya, 2018
Lukai Palestina
Senja terbakar di langit Al Aqsa
Seruan duka yang mendalam atas mengalihkan kekuasaan
Menumbuhkan pati sekadar melawan penindasan
Ternyata banyak menelan korban jiwa akibat perang saudara
Tak henti-henti merobohkan gedung
Menyadari saudara bergelombang reruntuhan berkat kehendak tuhan
Selamatkan palestina
Atau luka bumi akan diruntuhkan bersama
Di akhirat para penyandang sengsara akan menjemput sakaratul maut
Selamanya
Surabaya, 4 Februari 2018
M Ivan Aulia Rokhman, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Dr Soetomo Surabaya. Lahir di Jember, 21 April 1996. Karyanya dimuat di koran lokal dan Nasional. Beberapa puisinya juga dimuat dalam antologi Bukan Kita (2017), My Teacher (2017), Syair dalam Nada (2017). Bergiat di FLP Surabaya, dan UKKI Unitomo. Seorang Penulis ditengah Berkebutuhan Khusus
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com