NUSANTARANEWS.CO – Liverpool Musim ini. Penyebaran Virus Corona atau COVID-19 membuat 244.421 orang terfinfeksi dan 10.027 jiwa meninggal dunia. Bahkan virus ini telah menyebar di 160 negara. Banyak tokoh-tokoh olahraga seperti gelandang tengah asal Juventus Blaise Matuidi, bek Juventus Daniele Rugani, bahkan pelatih klub Arsenal Mikel Arteta pun tak luput dari serangan virus yang dicurigai berasal dari Wuhan, Tiongkok ini. Tak ayal virus ini membuat liga-liga di dunia berhenti sejak beberapa pekan yang lalu.
Dengan berhentinya liga-liga di dunia, mata publik dunia tertuju ke Liga Inggris. Bukan tanpa sebab, karena Liverpool sedang memimpin klasemen Liga Inggris dengan 82 poin, terpaut 25 poin dari posisi kedua Manchester City dengan 57 poin. Dengan posisi klasemen seperti ini, Liverpool memiliki keuntungan namun juga kerugian.
Yang pertama, jika Liga Inggris dihentikan dan pemuncak klasemen yang menjadi juara, hal ini menjadi pelepas dahaga bagi klub yang bermakas di Anfield Stadium. Terakhir kali The Reds juara pada tahun 1990 saat masih diasuh Kenny Dalglish.
Namun hal ini menjadi malapetaka bagi tiga klub yang sedang berjuang di zona degradasi. Jika Liga Inggris benar dihentikan saat ini juga, Bournemouth akan terdegradasi karena ia berada di posisi ke-18 dan hanya terpaut selisih gol dengan peringkat ke-17. Begitu pula Aston Villa dan Norwich yang tak terpaut jauh dari zona aman.
Yang kedua, jika Liga Inggris dihentikan dan tidak ada juara, ini berarti kali kedua Liverpool gagal juara karena masalah non teknis. Sebelumnya pada musim 2013/2014, Liverpool gagal juara karena mantan kapten mereka Steven Gerrard terpleset saat melawan Chelsea, hingga Demba Ba berhasil mencetak gol kegawang mereka sehingga Liverpool kalah 0-2 di laga tersebut dan Manchester City menjadi juara di akhir musim.
Kemudian, jika Liga Inggris benar dihentikan dan tidak ada juara, Manchester United adalah salah satu pihak yang merasa diuntungkan namun juga dirugikan. Sebagai rival abadi tentunya Setan Merah tidak terima jika rivalnya bisa merengkuh gelar juara untuk pertama kali sejak 30 tahun terakhir.
Namun di posisi lain, MU juga merasa dirugikan karena mereka sedang berjuang untuk kembali bermain ke UEFA Champions Leauge musim depan. Dengan hasil ini maka peserta Liga Inggris untuk musim depan ditentukan dari posisi klasemen Liga Inggris musim 2018/2019. Karena MU musim lalu berada di peringkat ke-6 maka yang berhak menggantikan Manchester City yang sedang menerima hukuman larangan bermain di kompetisi Eropa selama dua musim adalah Arsenal, karena Arsenal berada di posisi ke-5.
Jika skenario mimpi buruk bagi MU ini terjadi, MU hanya bisa bermain kembali di Liga Champion Eropa musim depan jika mereka berhasil menjadi juara Liga Eropa musim ini dengan syarat Liga Eropa juga tidak dibatalkan.
Dengan banyaknya skenario ini, tampaknya Liverpool harus siap menerima kenyataan jika mereka gagal juara karena dibatalkannya Liga Inggris, atau mereka juga bisa mendorong UEFA bisa meneruskan kompetisi ini setelah pandemik COVID-19 sudah mereda.[]
Penulis: Pang M. Jannisyarief