Lebih 40 Negara Menghadiri Forum Mitigasi Bencana di Sendai

Pertemuan Bosai Forum di Sendai/Foto: nhk

Pertemuan Bosai Forum di Sendai/Foto: nhk

NUSANTARANEWS.CO – Sendai. Para ahli pencegahan bencana dari seluruh dunia berkumpul di Sendai pada hari Sabtu guna membahas riset terbaru mengenai mitigasi bencana – serta mendiskusikan terkait gempa dan tsunami yang menghancurkan masyarakat pesisir sepanjang Tohoku di tahun 2011.

Forum Bosai Dunia, yang memasukkan kata Jepang “bosai” yang berarti mitigasi bencana, diselenggarakan oleh pemerintah kota dan Universitas Tohoku setelah mengadopsi pedoman global untuk pengurangan risiko bencana pada sebuah pertemuan PBB di Sendai pada tahun 2015.

Forum mitigasi bencana ini dihadiri hampir seribu orang dari lebih 40 negara. Sebelum Sendai, dulu forum diselenggarakan di kota wisata Davos, Swiss. Namun, setelah Sendai menjadi tuan rumah konferensi PBB mengenai pengurangan risiko bencana pada tahun 2015, diputuskan bahwa forum itu sebaiknya diselenggarakan di kota Jepang tersebut setiap dua tahun sekali – di kota di Jepang timur laut yang terkena dampak berat oleh gempa bumi dan tsunami bulan Maret 2011.

Menteri Manajemen Bencana Jepang Hachiro Okonogi memberikan pidato pembukaan pada hari Minggu (26/11/2017). Okonogi mengatakan meningkatkan kesadaran akan pentingnya upaya sendiri dan saling membantu telah menjadi tema utama hampir tujuh tahun setelah bencana tersebut. Ia mengatakan ingin agar para peserta yang hadir di wilayah bencana Tohoku belajar dari satu sama lain dan menaikkan tingkat kesiapan mereka.

Pejabat PBB dan peneliti tsunami mengikuti sebuah diskusi dengan tema kesiapan menghadapi bencana besar. Salah seorang peserta mengatakan penting untuk membangun pondasi untuk mitigasi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana mencatat bahwa negara memiliki peran utama dalam mengurangi risiko tersebut. Tetapi juga mengakui bahwa pihak lain, termasuk pemerintah daerah dan entitas sektor swasta, harus dilibatkan.

Forum Bosai Dunia akan diadakan setiap dua tahun sekali, dengan panitia berharap bahwa kata bahasa Jepang bosai akan menjadi istilah universal yang terkait dengan lapangan.

Pemuda dari daerah-daerah yang terkena dampak bencana pada bulan Maret 2011 bergabung dalam acara tersebut untuk berbagi pelajaran yang mereka dapatkan dari gempa dan tsunami berkepala 9 yang menyebabkan lebih dari 15.000 orang meninggal dan masih banyak yang belum ditemukan.

Infografis Tsunami/sumber: visual.ly

Siswa dari Otsuchi High School di Prefektur Iwate menjelaskan usaha mereka untuk mencatat – melalui foto yang diambil dari titik pengamatan tetap – proses rekonstruksi kota Otsuchi.

Dan siswa SMA di Prefektur Fukushima melaporkan upaya mereka untuk memantau tingkat radiasi setelah bencana pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima No. 1 yang dipicu oleh tsunami besar-besaran di Jepang.

Katsuya Onishi, walikota kota Kuroshio di Prefektur Kochi, yang mungkin terpengaruh oleh sebuah gempa besar yang diprediksi pemerintah di Palung Nankai, mengatakan, “Tantangan kota kita adalah mewujudkan zero victim” dalam peristiwa semacam itu. “Adalah penting bahwa lebih banyak penghuni akan memimpin upaya untuk mempersiapkan sebuah bencana, karena ada batasan dalam upaya yang dimulai oleh pemerintah,” tambahnya,

Hasil-hasil riset terbaru akan dipresentasikan dalam sekitar 50 pertemuan. Konferensi ini akan ditutup pada hari Selasa (28/11/2017). (Aya)

 

Exit mobile version