Kutekuk Telunjukku
Di haribaan Tuhan Sang Maha Rindu
Kutekuk remuk telunjukku
Doa-doa yang membuat hamba-hambaMu makin terluka
Telah kubinasakan dengan kelembutan cinta
Tuhanku
Segala puja dan tahta hanya untukMu
Anugerahi kami semua cinta yang tanpa pamrih
Budi pekerti yang tak dirundung perih
Kutekuk telunjukku dari segala amuk dan kutuk
Tuhanku
Doa dan cinta tak hanya sebatas kata
Cinta dan doa adalah menabur kasih bagi sesama
Berilah bangsa ini pemimpin yang rendah hati
Dan tak merendahkan akal budi
Penggembala yang mewakafkan cinta kasihnya bagi sesama
Tuhanku
Satukanlah bangsa ini dalam keteduhan rindu
Dalam teguh yang utuh
Agar terhindar dari nafsu benalu
Hindarkan bangsa ini dari segala cinta yang mendua
Yang melalaikan amanahMu dari indahnya berkeluarga
Tuhanku
Dengan darah dan daging doa yang sederhana ini
Ijinkan kupinjam jempolMu dengan puisi cinta
Sebab hidup tak hanya untuk menuding atau menodong
Sebab cinta tak pernah merelakan dirinya mengucap nista
Gus Nas Jogja, 2019
Baca juga: Doaku Pagi Ini
HM Nasruddin Anshoriy Ch atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, HB. Jassin, Mochtar Lubis, WS. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com