Kupetik Istighfar – Puisi HM. Nasruddin Anshoriy Ch

Lukisan Istighfar. (FOTO: galeri lukisan caknug)

Lukisan Istighfar. (FOTO: galeri lukisan caknug)

KUPETIK ISTIGHFAR

Pagi ini kupetik istighfar dari dawai tahajudku. Ada lubang menganga dalam dadaku, saat kucabut akar dosa yang telah merantai seluruh tubuh dan menjerat di semua lubang pori-poriku.

Bagaimana bisa aku menakar liur dosaku dan membakar rasa sesal hingga hancur khilaf salahku dimasa lalu? Apa yang masih tersisa dalam denyut nadi dan detak darahku selain istighfar yang menggelegar dalam puncak sujudku?

Jika hamba hanya buaya, betapa dusta air mata ini. Jika hamba adalah percik cahaya, kenapa tak ada nyala di dalam dada?

Abadikan sujud dan istighfar ini, Tuhan, sebab bertamu dan mengaku berdosa padaMu adalah puncak tawakkalku.

RidlaMu adalah sayap perkasa yang akan menerbangkan seluruh ampunanMu untukku guna melewati titian serambut di belah tujuh yang menggetarkan itu.

Di sepertiga malam ini, hanya istighfar yang pecah dan berlumur darah dalam sujudku.

Gus Nas Jogja, 2017

*HM. Nasruddin Anshoriy Ch atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, HB. Jassin, Mochtar Lubis, WS. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com

Exit mobile version