NUSANTARANEWS.CO – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melanjutkan komitmennya untuk menjalankan Program Indonesia Terang (PIT). Salah satu program yang dijalankan adalah program “Energy for the Poor”.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Rida Mulyana, menyatakan Program Indonesia Terang (PIT) yang diawali dengan gelaran lokakarya, bertujuan untuk mendengarkan masukan terhadap skema bisnis model yang selama ini dikembangkan dalam PIT.
Lokakarya PIT bertajuk “Elektrifikasi Pedesaan Untuk Memberantas Kemiskinan dan Memperkuat Ekonomi Lokal” ini diselenggarakan atas kerjasama Kementerian ESDM dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), yang juga memiliki inisiatif program “Energy for the Poor”.
“Sejak pertama kali diluncurkan pada bulan Mei 2016, PIT telah menghasilkan beberapa capaian yang bertujuan untuk melakukan percepatan penyediaan listrik ke daerah-daerah yang masih belum terlayani agar terwujud target rasio elektrifikasi 97% pada tahun 2019,” papar Dirjen EBTKE dalam sambutannya saat membuka lokakarya PIT di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (8/11).
Rida Mulyana menyebutkan bahwa salah satu capaian PIT selama ini adalah terbentuknya skema bisnis model serta insentif fiskal yang diperlukan. “Tahap awal PIT akan difokuskan pada wilayah Indonesia Timur, seperti Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Program ini menargetkan 10.300 desa terlistriki di tahun 2019 sehingga rasio elektrifikasi 97% tercapai,” katanya.
Lokakarya tersebut, kata Dirjen EBTKE, menjadi wadah diskusi para pemangku kepentingan mengenai kegiatan elektrifikasi dalam kaitannya dengan pemberantasan kemiskinan.
“Kami menilai terdapat beberapa faktor yang menentukan keberhasilan implementasi program elektrifikasi. Salah satu nya faktor kepemimpinan dan koordinasi yang kuat dari instansi pemerintah dan perusahaan milik negara. Misalnya dengan mengintegrasikan elektrifikasi desa ke rencana pembangunan negara serta mengalokasikan dana yang cukup besar dari anggaran nasional untuk tujuan tersebut,” kata dia.
Lokakarya ini juga didukung oleh Japan International Cooperation Agency (JICA), yang memberikan dukungan terhadap Program Indonesia Terang sejak program ini diluncurkan. (kiana/red-02)