NUSANTARANEWS.CO – Anggota Komisi XI DPR RI, Eva Kusuma Sundari, menilai bahwa peran mata uang Yuan China belum bisa menggantikan Dollar Amerika Serikat (AS).
Hal itu disampaikan Eva saat menanggapi wacana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin memindahkan acuan mata uang dari Dollar ke Yuan.
“Aku juga heran itu, karena dari catatan dari teman-teman ekonom dan dari aku juga, bagaimana pun Yuan belum sesignifikan perannya untuk menggantikan peran Dollar, terutama dalam hal finance ya,” ungkapnya kepada Nusantaranews, Jakarta, Jum’at (9/12).
Menurut Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, permintaan Jokowi tersebut harus dikaji lebih mendalam lagi.
Pasalnya, lanjut Eva, jika memang Yuan dijadikan acuan mata uang yang baru, maka apa yang menguntungkan bagi Indonesia, sehingga seolah-olah Dollar bisa digantikan oleh Yuan.
“Dari finansial kita memang sangat kesana (Dollar AS), tapi dari perdagangan ya memang China merupakan importir terbesar komoditi kita. Tapi jangan lupa ada sektor finance juga yang harus diperhitungkan,” ujarnya.
Eva menjelaskan, karena tidak bisa hanya memperhitungkan sektor perdagangannya saja untuk menyimpulkan bahwa Yuan sudah bisa menggantikan Dollar.
“Nampaknya memang kurang dikaitkan dengan sektor lain. Memang sepertinya pertimbangannya hanya kepada trade-nya saja, kurang ke arah finance-nya.” katanya. (Deni)