Puisi Ferdi Albahar
Sajak Pohon Kepada Burung
terbanglah kemana suka
hinggaplah di dahan baru
dan jangan pernah kembali
karena aku adalah tempat
dimana burung lain kan hinggap
lalu pergi dan berpindah lagi
Purwokerto, 14 Januari 2018
Rindu Sepihak
kala itu
jarum-jarum hujan basahi november
masih kusimpan amarilismu
sampai kering dan bau anyir
diwajahmu
aku menemukan wajah yang berpaling
beranjak dari penglihatanku
meredam kerinduan
rinduku
senasib pungguk merindukan bulan
lain dengan cintanya sungai kepada teratai
saling mendekap erat
menumbuhkan bunga-bunga tabah
Purwokerto, 19 April 2018
Aku Anak Kucing
sehelai tali kau tarik ulur
aku asik menangkapnya
lamat-lamat kukuku mulai tumpul
disepuluh menit permainanmu
aku memutuskan melangkahkan kaki
mencari sesepahan tulang
tapi kau mencengkeweng leherku
dan meledekku lagi
rengekanku suara meong kelaparan
tali itu jurus andalanmu
aku hanya menatap dengan mata nanar
bukan bermaksud mengacuhkanmu
tapi kali ini
batu mendarat dikepalaku
menjadi luka
Purwokerto, 22 April 2018
Mbah Nyarmen
di tahun-tahun silam mbah membopongku
ketika aku merengek minta gasing
guleran diatas tanah cadas
mbah bilang kepadaku
“ampun nangis le, rama biyungmu agi golet duit”
aku semakin merengekminta gasing keluaran terbaru
guratan dilehernya membentuk garis gunung
dikening mbah yang berpeluh
jongkok ditungku tua dengan tumpukan suluh
menyeduh teh manis untukku
tuk mengobati angan cucunya
menjelang sore
aku dolanan gaprok dan dir-diran
kabur dari mbah yang berjalan terseok
mbah bilang kepadaku
“le iki wektune ngaji”
aku manut
mbah menuntunku
dengan tapian kain batik mega mendungnya
Purwokerto, 27 April 2018
Etalase
cicak mengintaiku terkapar
angin menyeruak hawa panas
kepada kaca-kaca yang memuai
kepada setiap perasan keringat
kepada wujud yang haus rupiah
raja siang menumpahkan keangkuhannya
aku terus menjejalnya satu persatu
mengisi perutnya dengan pembungkus mengkilap
tak lupa kuusap tubuh berdebunya
karena jalanan keras mengajarinya menunggu
Purbalingga, 01 Mei 2018
Kita Musim Dingin
andai bisa menakhodai waktu
kurengkuh kenangan
pada kemarau angin
bulan baru lahir dari rahim tahun
dalam sunyi malam yang memalun
kata-kata tak saling bersenggama
bunga-bunga tertahan tumbuh
sebab dingin cuacanya
Purbalingga, 04 Mei 2018
Ferdi Albahar lahir di Purbalingga 22 Februari 2000 beralamat di desa Limbangan Rt 02/01 kecamatan Kutasari, kabupaten Purbalingga. Sekarang sedang menempuh pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, program studi Pendidikan Agama Islam. Ferdi Albahar adalah seorang santri di Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto yang aktif di Komunitas Pondok Pena dan sekarang bergiat di SKSP (Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban) IAIN Purwokerto. Puisinya masuk dalam buku Antologi Pilar Puisi 4, Antologi Masa Lalu di Depan, dan Antologi Jodoh. Pernah meraih juara dua lomba baca puisi di pesantrennya. Anak kedua sekaligus terakhir ini memiliki cita-cita menjadi seorang penulis sekaligus menjadi seorang guru.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com