Khofifah Pimpin Misi Dagang Jatim-Malut, Transaksi Perdagangan Tembus Rp 500,2 M

Khofifah pimpin misi dagang Jatim-Malut, transaksi perdagangan tembus Rp 500,2 miliar.
Khofifah pimpin misi dagang Jatim-Malut, transaksi perdagangan tembus Rp 500,2 miliar.

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Khofifah pimpin misi dagang Jatim-Malut, transaksi perdagangan tembus Rp 500,2 miliar. Dalam rangka meningkatkan potensi perdagangan antar daerah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali menggelar Misi Dagang dengan mempertemukan para pengusaha dari Jatim dengan para pengusaha dan warga Jatim di Provinsi Maluku Utara (Malut).

Kegiatan Misi Dagang dan Investasi Perdagangan Jatim dan Malut tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Jumat (9/4). Di mana, untuk tim dari Malut juga dipimpin secara langsung oleh Gubernur Malut Abdul Ghani Kasubah.

Dalam Misi Dagang tersebut, Gubernur Khofifah dan Gubernur Malut Abdul Gani Kasubah juga menandatangani MoU Kerjasama Pembangunan Daerah Provinsi Jatim dengan Malut.

Selain itu, dilakukan penandatangan Perjanjian Kerjasama (PKS) di sektor perindustrian, pemberdayaan koperasi dan UMKM. Kemudian, juga ada penandatangan PKS antara Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jatim dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Malut.

Para pelaku usaha dari Jatim ini membawa berbagai macam komoditas perdagangan mulai antara lain ayam beku, beras, bibit tanaman, jagung, pipa besi, serta bahan pangan. Sedangkan, para pelaku usaha dari Malut membawa berbagai produk rempah-rempah, minyak kayu putih, hasil laut dan perikanan, serta nikel dan biji besi.

“Hubungan dagang antara Jatim-Malut ini sudah terjalin sejak lama. Di tahun 2020 kemarin, tercatat transaksi perdagangan produk dari Jatim ke Malut mencapai Rp. 1,3 Triliun. Sedangkan, perdagangan dari Malut ke Jatim mencapai Rp. 930 miliar,” urai Khofifah.

Khofifah menambahkan, bahwa market atau pasar di Jatim sangat potensial dengan jumlah penduduk mencapai hampir 41 juta orang. Apalagi, banyak bahan baku industri yang dibutuhkan Jatim ada di Malut utamanya terkait rempah-rempah, dan ada pula bahan baku ternak. Selain itu, di bidang pertanian kerjasama juga bisa dilakukan apakah gapoktan Jatim yang ke Malut atau sebaliknya. Sehingga kerja sama kedua provinsi ini saling menguatkan.

Sementara itu, Provinsi Malut banyak membutuhkan produk pertanian dan peternakan dari Jatim. Seperti daging ayam beku, telur ayam, beras organik, baja, besi dan masih banyak lagi. Karenanya, jaringan untuk bisa saling menguntungkan dalam pemenuhan kebutuhan perdagangan ini harus terjalin baik. (setya)

Exit mobile version