NUSANTARANEWS.CO – Ketika anak sekolah mulai belajar online, orang tua bingung? Sebagian orang tua yang tidak paham teknologi atau gaptek sangat bingung ketika sekolah mulai memperkenalkan kelas online di tengah pembatasan menjangkitnya virus corona. Terutama bagi orang tua yang harus mendampingi anak-anaknya belajar di rumah.
Ketika Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan libur selama 21 hari bagi sekolah-sekolah di India yang mulai berlaku pada 25 Maret – sektor pendidikan terpaksa menyusun strategi inovatif kelas online.
Ternyata pesoalannya menjadi panjang ketika mislanya seorang anak berusia sembilan tahun, yang belajar di kelas lima di sekolah biara Delhi, harus pontang-panting untuk mendapatkan koneksi WiFi di rumah. Dan orang tua pun harus mencari bantuan dari anak-anak yang mengerti teknologi untuk belajar bagaimana menggunakannya. Setelah perjuangan yang berlangsung selama dua atau tiga hari, para orang tua akhirnya baru bisa memanfaatkan kelas online.
Seorang guru, yang telah melayani kelas-kelas dasar di sebuah sekolah swasta di negara bagian Madhya Pradesh, mengatakan bahwa dia dibanjiri dengan pertanyaan dan harus menghabiskan hampir seminggu mengajar orang tua yang berjuang dengan teknis aplikasi yang sekarang digunakan untuk melakukan kelas online .
“Awalnya, orang tua memiliki masalah nyata dalam login aplikasi, menavigasi jalan mereka melalui aplikasi untuk memanfaatkan kelas. Orang tua ini berasal dari berbagai hierarki sosial. Situasinya lebih sulit bagi mereka yang berasal dari latar belakang berpenghasilan rendah dan mengalami krisis keuangan,” kata seorang guru, yang tidak ingin disebutkan namanya.
Meskipun India terlihat booming teknologi digital pada tahun 2016, sebagai produsen smartphone terbesar kedua setelah Cina, menyusul Amerika Serikat (AS). Tetapi dengan 299,24 juta pengguna ponsel di India, mengapa orang tua menghadapi tantangan teknologi ini?
Ashutosh Kumar, pendiri, EdTech memulai Testbook.com, berpendapat bahwa itu karena kurangnya kesadaran.
“Orang tua yang termasuk dalam kelompok berpenghasilan rendah tidak terlalu sadar dengan nuansa produk ini. Hal yang sama berlaku dengan orang-orang yang datang dari daerah pedesaan India,” kata Ashutosh.
Namun, berkat krisis coronavirus membuat India bergerak menuju solusi berbasis teknologi. “Sebelumnya, orang memiliki beberapa alasan untuk tidak beralih ke kelas online, tetapi sekarang mereka entah bagaimana terpaksa berkenalan dengan platform pembelajaran online”.
India memiliki 1,5 juta sekolah dengan 260 juta siswa. Di tengah penutupan selama pandemi virus corona, sistem sekolah terbesar kedua setelah Cina kini mulai beralih dengan pembelajaran online. Bagaimana dengan Indonesia?
Para pembaca yang budiman, jika ingin memberikan tanggapan atau pengalaman belajar online di rumah bersama anak, silahkan kirim ke redaksinusantaranews.co@gmail.com. (Agus Setiawan)