NUSANTARANEWS.CO, Cirebon – Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. M. Ali Ramdhani, MA mendampingi Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas secara langsung meresmikan peluncuran Program Pembelajaran Jarak Jauh, Program Studi Pendidikan Agama Islam “IAIN Syekh Nurjati Cirebon menuju Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI)”, Selasa (14/12).
Dalam sambutannya, Ali Ramdhani menekankan pentingnya Perguruan Tinggi Keagaman Islam hadir pada ruang maya ditengah arus informasi yang begitu deras ditopang perkembangan zaman yang tak lagi memberikan batasan jarak dan waktu bagi siapa saja yang tengah mencari informasi maupun menuntut ilmu melalui media digital.
“Dunina, dewasa ini dalam konteks kontemporer banyak yang menggambarkan sebagai sebuah Big Billage, atau kampung besar dimana sekat-sekat ruang dan waktu dimediasi oleh teknologi yang kemudian menjadikan sekat menjadi tidak ada lagi,” tutur ALi Ramdhani.
Pihaknya menyadari, bahwa limpahan informasi yang luar biasa di dunia maya, pada satu sisi memberikan sisi negatif dan sisi positif pada bagian lainnya. Terlebih didalamnya juga bermunculan model-model informasi yang bersifat brain stroming, brain washing, dan model-model dakwah dari kelompok trans nasional.
Atas dasar kesadaran bahwa media digital tengah menjadi bersemayamnya beraneka ragam gagasan, dan disisi lain telah menjadi media dakwah yang paling optimal, maka Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama perlu hadir melalui ruang tersebut salah satunya melalui peluncuran PJJ PAI IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang kelak bertransformasi menjadi UISSI.
“Kita memahami bahwa ruang ini menjadi tempat bersemayamnya berbagai aneka ragam gagasan, maka kita perlu hadir memberikan warna sekaligus memberikan ruang secara formal bagi anak bangsa untuk meningkatkan kualifikasi kompetensi yang tentu saja bermuara pada kesejahteraan,” tutur Ali Ramdhani.
Guru Besar UIN Sunan Gunung Jati ini menjelasksn dengan kehadirian UISSI nantinya akan merubah pola pendidikan Islam yang tidak melulu melalui ruang formal yang hanya dapat diakses oleh anak bangsa yang bekesempatan, tetapi juga mereka yang membutuhkan, meski mereka dalam keadaan yang tidak memungkinkan, seperti tinggal di daerah-daerah terpencil, atau pun yang waktunya tersita demi mengabdikan dirinya pada pendidikan.
“Bahwa ada skitar 40.000 guru-guru Madrasah yang belum memenuhi jenjang pendidikan S1, dan ini yang diperintahkan oleh Pak Menteri agar segera menghadirkan pemenuhan terhadap kompetensi guru, yang tujuan utamanya adalah kita ingin memenuhi janji konstitusi, yaitu mencerdaskan anak bangsa,” tandasnya.
Sebagai informasi, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam berbasis siber yang pertama di Indoensia, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam No. 1175 Tahun 2021, tentang penetapan Institut Agama Islam Syekh Nurjati sebagai Pilot Project Perguruan Tinggi Keagamaan Islam yang berbasis Digital University. (Den/Red)