Kelas Menengah Tumbuh, Amazon Mulai Masuk Pasar Asia Tenggara

(Foto: Thump)

NUSANTARANEWS.CO, Singapura – Kelas Menengah Tumbuh, Amazon Mulai Masuk Pasar Asia Tenggara. Raksasa ritel online AS, Amazon meluncurkan layanan pengiriman ekspres ke Singapura pada Kamis (27/7). Ini merupakan langkah pertama kalinya Amazon merengsek ke pasar Asia Tenggara, sekaligus sebagai sebuah langkah yang menempatkan ritel online milik Jeff Bezos itu bersaing langsung dengan Alibaba China.

Layanan Amazon, Prime Now telah diizinkan untuk menjual barang-barangnya secara delivery di kota berpenduduk lima juta jiwa untuk segala macam jenis barang seperi produk bayi hingga makanan, barang elektronik dan minuman (bir).

Ini sekaligus menandai masuknya Amazon ke wilayah yang berpenduduk lebih dari 600 juta orang di kawasan Asia Tenggara. Sebab, Asia Tenggara merupakan negara-negara yang banyak dihuni kelas menengah yang terus tumbuh. Dan potensi itu juga dipandang sebagai ‘medan pertempuran’ e-commerce di masa mendatang.

“Amazon diterima dengan baik oleh para pembeli di wilayah ini yang akan mendapatkan keuntungan dari berbagai macam pilihan, persaingan harga dan layanan pengiriman yang lebih baik,” kata Prem Shamdasani profesor pemasaran di National University of Singapore Business School seperti dikutip AFP.

Alibaba sendiri sudah lebih dahulu eksis di wilayah ini dengan 83 persen saham di toko online yang berpusat di Asia Tenggara, yakni Lazada. Perusahaan China, yang didirikan oleh orang terkaya China Jack Ma, menaikkan sahamnya di Lazada bulan lalu dengan investasi $ 1 miliar.

Aplikasi Prime Now tersedia untuk diunduh di Singapura melalui Google Play Store dan iTunes milik Apple. Dengan hanya memasukkan kode pos setelah membuka aplikasi di perangkat mereka, pembeli online dapat mulai menempatkan pesanan mereka. Layanan menjanjikan pengiriman barang dalam waktu dua jam.

Konsultasi bisnis Frost & Sullivan memproyeksikan penjualan ritel online di Asia Tenggara mencapai lebih dari empat kali lipat menjadi $ 71 miliar pada tahun 2021 dari $ 16 miliar pada tahun 2016.

Sektor e-commerce mencapai 4,1 persen dari total pasar ritel untuk wilayah tersebut tahun lalu, namun pangsa ini diperkirakan akan meningkat menjadi 11,5 persen pada 2021, kata konsultan tersebut.

Tapi Shamdasani mengingatkan bahwa pasar bisa sulit. Asia Tenggara termasuk negara yang relatif kaya seperti Singapura, namun juga negara berkembang dengan infrastruktur yang buruk di mana lebih sulit untuk melakukan bisnis.

“Sementara e-commerce yang ditentukan untuk menumbuhkan pasar di Asia Tenggara relatif kecil dan terfragmentasi dengan margin yang sempit,” katanya.

Dia mengatakan Amazon akan menghadapi persaingan yang semakin ketat dari banyak peritel toko mapan yang merangkul e-commerce dan memberikan pengalaman berbelanja omni-channel mulus kepada pelanggan mereka.

Mei Lee Quah, analis strategi telekomunikasi dan pembayaran di konsultan bisnis Frost & Sullivan, mengatakan bahwa sementara Amazon dan Alibaba adalah saingan, penawaran produk mereka juga saling melengkapi.

“Penawaran mereka akan sedikit berbeda karena mereka (Amazon) membawa produk dalam bentuk persediaan AS,” kata Quah kepada AFP.

“Lazada bermain di bidang yang sedikit berbeda, mereka juga berkualitas tapi jangkauannya berbeda, ia lebih banyak melayani pasar Asia secara keseluruhan,” tambahnya. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version