Kebaikan Warga Tanah Rencong dan Nasib Etnis Rohingya

Rozali Ahmad bersama pengungsi Rohingya di Langsa, Aceh 2014 silam

Rozali Ahmad bersama pengungsi Rohingya di Langsa, Aceh 2014 silam

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Apa kabar mereka yang terdampar di Langsa, Aceh tiga tahun silam? Semestinya para pengungsi itu telah menerima kebaikan Tanah Rencong.

Penulis ingat, di hari pertama kedatangan kapal-kapan mereka di sana, pemerintah belum menyiapkan apa-apa untuk mereka. Tak ada dapur umum untuk menyiapkan makan, kamar mandi untuk bersih-bersih, atau pakaian untuk ganti baju.

Saat pemerintah masih berkoordinasi, warga Langsa mendatangi para pengungsi membawa makanan, minuman, pakaian, bahkan ada memberi handphone.

Kata mereka waktu itu, tidak semua warga Rohingya ‘seberuntung’ mereka karena dapat melarikan diri dari Rakhine, Myanmar. Justru sebagian besar masih tertinggal dan terancam.

Benar saja, saat ini saudara-saudara mereka yang tertinggal kembali mendapat teror. Pastilah mereka yang di Aceh ini turut merasakan kesedihannya.

Surat kabar menyebut, sekitar 400 orang meninggal dunia, akibat serangan militer di sana. Kasihan sekali mereka ini, tak diakui dan tersiksa. Mereka masih saja dituduh Bengali, dan diusir ‘pulang’ ke Bangladesh, padahal di sana mereka juga tak diingkan.

Zaman seharusnya sudah tak mengizinkan kasus demikian ini. Tak boleh lagi ada seseorang tak bernegara. Semua orang berhak atas hidup dengan menyandang sebuah nama dan warga dari sebuah negara.

Sebagaimana diketahui dalam sepekan terakhir Militer Myanmar tengah menggila. Mereka menghanguskan desa-desa dan membunuhi warga Rohingya, tidak peduli wanita atau bayi sekalipun.

*Rozali Ahmad, penulis aktif di Wahid Fondation Institute.
Editor: Romandhon

Exit mobile version