NusantaraNews.co, Surabaya – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur segera merealisasikan program pendampingan petani di Jatim bekerja sama dengan PUM Netherland. Kadin Jatim akan memulai program ini pada awal 2018 di Kota Batu. Tahap awal, rencananya ada sekitar 25 kelompok tani dari Malang Raya yang bakal mendapat pelatihan atau pendampingan.
“Kami sekarang sedang melakukan survei lahan di wilayah Batu yang akan digunakan sebagai lahan percobaan atau demplot bagi petani,” ujar Ketua Umum Kadin Jatim, La Nyalla Mahmud Mattalitti di Surabaya, Jumat (20/10/2017).
Menurut La Nyalla, ada sekitar 7 hektar lahan milik petani apel di kota Batu yang akan digunakan sebagai lahan demplot. Walaupun di area lahan apel, tetapi nantinya lahan itu akan digunakan sebagai tempat pelatihan untuk berbagai komoditas hortikiltura, tanaman pangan dan juga tanaman perkebunan.
“Rencananya, sebagai pilot project, ada sekitar 10 komoditas yang akan dikembangkan di sana, diantaranya apel, kentang dan wortel, padi, jagung, singkong, tebu, coklat dan karet,” ujarnya.
Pelatihan yang diberikan, ujarnya, tidak hanya pada peningkatan produktivitas dan kualitas tanaman yang dibudidayakan, tetapi juga untuk pasca panen, bagaimana mengolahnya menjadi komoditas dengan nilai jual tinggi dan berstandar internasional. “Melalui langkah ini kami berharap berbagai komunitas pertanian tersebut tak hanya mengalami kenaikan produksi dan kualitas tetapi juga bisa menembus pasar dunia,” katanya.
Dia mengatakan, kerjasama dengan PUM Netherland ini akan sangat membantu Jatim dalam mengembangkan sektor pertaniannya. Karena Belanda adalah salah satu negara dengan teknologi pertanian terbaik di dunia. “Jadi ini akan sangat bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan sektor pertanian di Jatim,” tegas La Nyalla.
Sektor pertanian imbuh La Nyalla adalah sektor ekonomi yang berkontribusi paling besar di Jatim dalam hal penyerapan tenaga kerja. Bila sektor pertanian maju, Jatim otomatis tambah maju. Tetapi selama ini masih banyak tantangan yang dihadapi industri pertanian, misalnya penurunan kualitas hasil produk pertanian.
Salah satu produk pertanian yang patut diberi perhatian lebih adalah apel. Dahulu daerah Malang dan sekitarnya dikenal menjadi penghasil apel berkualitas tinggi. Banyak petani sukses karena bertani apel. Namun sekarang kualitasnya jauh menurun dan petani akhirnya beralih ke tanaman lain.
“Pertanian Jatim butuh sentuhan baru dari sisi on-farm hingga off-farm agar petani bisa berdaya saing dan sejahtera. Melalui kerjasama dengan PUM ini diharapkan ada masukan dari para ahli anggota PUM yang bisa membantu peningkatan kualitas maupun memperluas akses pemasaran produk pertanian di Jatim,” tambahnya.
Sementara itu, Country Coordinator PUM Netherland Joost van Oort, mengatakan bahwa kerjasama ini tidak hanya akan dilakukan di sektor pertanian saja tetapi juga bisa dikembangkan untuk sektor lainya seperti peningkatan kinerja UMKM.
“Selain di bidang pertanian, kerjasama ini bisa kita tingkatkan di sektor atau bidang lainnya seperti UMKM. Harapan kami melalui kerjasama ini minimal dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Jatim,” kata Joost.
Pewarta: Tri Wahyudi
Editor: Ach. Sulaiman