NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Pengamat politik dari Surabaya Survey Centre (SSC) Surokim Abdus Salam mengatakan seorang juru bicara (jubir) calon presiden haruslah memiliki respon politik yang terukur. Sebab, pertarungan udara butuh panglima dan jubir yang elegan dan memahami konteks politik, tidak asal gebuk dan asal bunyi alias asbun. Khususnya jubir petahana (incumbent).
“Jika para jubir itu hanya reaktif, emosional dan mengembangkan nalar politik konfliktual maka akan terus merugikan dan bisa blunder, lama-lama elektabilitas patahana akan terus tergerus, hati-hati patahana, waspada respons publik yang diam cukup banyak, suara demikian dinamis dan angka liar akan semakin besar terus bergerak,” jelas Surokim di Surabaya, Rabu (5/9/2018).
Menurut pengamatan Surokim, masih banyak representasi jubir capres yang justru mengerus elektabilitas calon dan itu harus dievaluasi secara serius. Pertarungan udara ini, kata dia, akan juga berpengaruh terhadap pertarungan di darat.
”Strategi persuasi dan merangkul mulai banyak dilupakan para jubir dan cenderung konfrontatif yang sesungguhnya akan merugikan capres yang didukung,” ucapnya.
Dalam posisi high context politic, sambung Surokim, strategi attact tidak akan banyak membawa manfaat, bahkan cenderung merugikan. Dan jubir petahana mulai memeroleh respons negatif, hati-hati dan segera dievaluasi jika patahana ingin tren positif.
Pewarta: Setya N
Editor: Banyu Asqalani