Jika Pecah Perang, Hizbullah Mampu Menyerang Israel Dengan 1.000 Rudal Sehari

Rudal Fateh Buatan Iran/Foto: CTV News

Rudal Fateh Buatan Iran/Foto: CTV News

NUSANTARANEWS.CO – Iran terus memasok Hizbullah dengan rudal-rudal baru yang lebih akurat untuk persiapan perang di masa depan dengan Israel. Terbukti pasokan persenjataan Iran telah mengubah secara dramatis kekuatan militer Hizbullah sehingga mampu dua kali mengalahkan Israel dalam perang tahun 2000 dan 2006.

Pasokan rudal-rudal tersebut dibenarkan oleh Brigadir Jenderal Seyed Majid Moussavi Letnan Komandan Angkatan Udara Aerospace IRGC, bahwa kekuatan militer Hizbullah dan Palestina telah mendapatkan rudal kelas Fateh yang dikembangkan oleh Iran beberapa tahun yang lalu.

Dengan jangkauan 250-350 km, rudal-rudal baru tersebut dapat menyerang semua target di Israel dari wilayah selatan sampai ke Negev utara, kata Moussavi.

Sebagai informasi Fateh 110 adalah rudal generasi keempat yang memiliki jangkauan lebih dari 300 kilometer dengan tingkat akurasi yang tinggi serta sistem kontrol dan penguncian target baru. Rudal berbahan bakar padat ini dapat menjangkau target sasaran dimanapun, baik di darat maupun laut.

Direktur Pengendalian Senjata dan Proyek Keamanan Regional Iran, Emily Landau mengatakan bahwa rudal jarak pendek ini lebih tepat sasaran dibanding rudal lain sejenisnya.

Saat ini, Hizbullah diperkirakan memiliki sekitar 120.000 beeragam jenis rudal dan roket di Lebanon. Dalam perang masa depan, Israel Defense Forces (IDF) memperkirakan bahwa Hizbullah akan meluncurkan paling sedikit seribu rudal sehari ke Israel.

Infografis rudal Iran/Foto: missilethreat.csis.org

Di samping itu, Israel juga meyakini bahwa Iran akan terus mempertahankan kehadirannya di Suriah melalui proxy yang dengannya Teheran dapat mendukung Hizbullah melalui front kedua di Suriah untuk melawan Israel.

Teheran telah menempatkan 1.500 Pengawal Revolusi Iran di Suriah serta mengendalikan lebih dari 10.000 pejuang milisi Syiah. Hizbullah sendiri juga memiliki ribuan tentara di Suriah yang turut berperang membela Presiden Suriah Bashar Assad yang ingin digulingkan oleh koalisi imperialis-teroris dukungan Amerika Serikat (AS).

Untuk persiapan perang masa depan, Iran juga telah mengambil langkah strategis dengan membangun industri senjata di Suriah. Hal tersebut dibenarkan oleh Panglima Angkatan Udara Aerospace IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh bahwa produksi rudal Suriah telah dibangun oleh Iran, termasuk rudal yang dirancang Iran.

Hajizadeh juga menambahkan bahwa Hizbullah dan militer Palestina telah mampu memproduksi rudal sendiri yang lebih akurat sekarang. Karena Iran juga menyokong kemampuan mereka untuk memproduksi rudal sendiri secara independen di pabrik-pabrik Lebanon untuk memproduksi rudal lebih banyak dan lebih akurat untuk menyerang target-target strategis di Israel.

Israel sangat mengkhawatirkan kemampuan industri senjata Hizbullah yang lebih canggih terutama bila militernya memiliki sistem rudal balistik anti-kapal dan anti-pesawat yang berpanduan.

Bila Hizbullah memiliki rudal yang superior tentu perang masa depan akan sangat berbeda dengan perang 2006. Dengan memiliki ratusan ribu rudal yang lebih canggih, Hizbullah dapat melakukan serangan cepat dan terfokus pada target-target strategis Israel. Belum lagi dukungan drone-drone tempur yang memungkinkan Hizbullah melakukan serangan terhadap pasukan Israel tanpa perlu berhadap-hadapan.

Israel selama ini memang telah bekerja keras berusaha untuk mencegah Iran membangun koridor yang membentang dari Teheran, melalui Irak dan Suriah, terus ke Lebanon dan laut Mediterania.

Pejabat Israel mengatakan bahwa negara Yahudi itu akan mengambil tindakan apapun yang diperlukan untuk mencegah Iran membangun koridor tersebut.

Memang jarang diberitakan bahwa Israel telah bertahun-tahun secara rutin melakukan operasi serangan udara terhadap sistem senjata canggih di Suriah – termasuk rudal anti-pesawat buatan Rusia dan rudal buatan Iran – serta posisi Hizbullah.

Namun seorang mantan komandan angkatan udara Israel Mayjen Amir Eshel mengatakan bahwa mereka telah puluhan kali melakukan serangan udara terhadap konvoi senjata yang ditujukan untuk Hizbullah dalam lima tahun terakhir.

Ucapan oleh Mayjen Amir Eshel mengungkapkan untuk pertama kalinya skala serangan yang biasanya tidak dikonfirmasi atau ditolak oleh IAF. Meski begitu, nampakya Israel telah gagal mencegah pasokan alutsista bagi militer Hizbullah dan pejuang Palestina. Atau jangan-jangan sudah banyak pesawat tempur Israel yang rontok namun tidak diberitakan selama menjalan misi penyergapan tersebut.(Banyu)

Exit mobile version