NUSANTARANEWS.CO – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa, pihaknya mendorong pembangunan infrastruktur logistik di daerah-daerah strategis, terutama di sentra-sentra industri. Hal itu disampaikan pada acara sosialisasi peningkatan penggunaan angkutan petikemas dengan kereta api rute Gedebage-Tanjung Priok di Jakarta, Jumat (13/1).
“Misalnya dari Pelabuhan Kendal, juga bisa ditarik ke Tanjung Priok atau Tanjung Perak. Ini diperlukan agar ekonomi Jawa di bagian selatan dan utara berimbang,” tutur Menperin seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (14/1/2014).
Disamping itu, Kemenperin secara khusus mendorong agar sarana ini dapat pula digunakan oleh pelaku industri kecil dan menengah (IKM), karena sektor ini menjadi kunci utama bagi pembangunan inklusif dan pemerataan karena mampu menyerap banyak tenaga kerja. Langkha ini kata Menperin merupakan salah satu wujud pelaksanaan arahan Presiden Joko Widodo yang menegaskan bahwa pembangunan ekonomi harus dapat menciptakan pemerataan pendapatan.
“Pemerataan pendapatan ini menjadi penting agar keseimbangan antar regional dapat tercapai agar seluruh kawasan Indonesia dapat berkembang dengan baik dan mendorong pemerataan,” jelasnya.
Sebelumnya, Airlangga menyampaikan bahwa penyediaan infrastruktur logistik yang memadai akan mendorong pertumbuhan industri nasional. Hal ini lantaran pergerakan barang atau komoditas dari wilayah penghasil ke konsumen dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
“Tantangan yang kerap dihadapi Indonesia dalam memperkuat basis industri dalam negeri adalah tentang logistik. Apalagi Bapak Presiden Jokowi selalu menekankan agar proses dwelling time dapat dipercepat dan infrastruktur diperkuat,” kata Airlangga.
Untuk itu, Menperin menyambut baik beroperasinya kembali jalur angkutan petikemas dengan kereta api rute Gedebage, Bandung-Tanjung Priok, Jakarta yang dibangun atas kerja sama PT Kereta Api Indonesia dengan PT KA Logistik, anak perusahaan IPC PT Multi Terminal Indonesia dan PT Mitra Adira Utama.
“Akses kereta api ini sebenarnya telah ada sejak tahun 1990-an. Namun sempat berhenti dan akhirnya kembali beroperasi lagi pada Juni 2016,” ujarnya.
Menurut Airlangga, aktivitas para pengusaha khususnya di Jawa Barat dapat semakin mudah khususnya dalam proses pendistribusian. “Jalur ini merupakan dream comes true pengusaha di Jabar, karena beberapa waktu lalu baru sampai Pasoso dan sekarang sudah bisa sampai ke JICT. Alhamdulillah, ini sudah selesai,” paparnya.
Menperin pun mengungkapkan, selama ini industri di Jawa Barat telah berkontribusi besar dalam perekonomian Indonesia karena 30 persen kawasan industri berlokasi di Jawa Barat.
“Hingga tahun 2014, beberapa industri besar dan sedang di provinsi ini, antara lain industri makanan sebanyak 1.037 perusahaan, tekstil 851 perusahaan, pakaian jadi 740 perusahaan, kulit dan alas kaki 205 perusahaan, serta karet dan plastik 390 perusahaan,” kata Menperin. (sule)