Ini PR Airlangga Hartarto Agar Tak Dicap Sebagai Ketum Gagal

Ketua Umum definitif Partai Golkar, Airlangga Hartarto mendoakan Setya Novanto. Foto: Metro

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mendoakan Setya Novanto. Foto: Metro

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan pasca diputuskannya Airlangga dalam Pleno (13/12) Partai Golkar memiliki setumpuk pekerjaan rumah (PR) yang harus segera diselesaikan.

Menurut Burhanuddin, langkah pertama yang harus dilakukan Airlangga adalah mereborn Partai Golkar menjadi Partai yang ramah dengan anak muda, mengingat massa konstituen Partai Golkar mayoritas orang-orang tua.

“Pertama reborn. Reborn kaitannya dengan tren elektabilitas yang relatif turun setahun terakhir. Karena itu, mau tidak mau harus memulihkan kepercayaan publik yang merosot itu,” ujar Burhanuddin, di Jakarta, Sabtu (16/12/2017).

Hal tersebut harus dilakukan oleh Airlangga mengingat Partai Golkar yang memiliki konstituen tetap yang menjadi tumpuan bagi Partai Golkar, sementara, Partai Golkar masih belum menggarap segmentasi generasi milenial.

“Karena pemilih Golkar datang dari kalangan pemilih tua. Dimana akan terjadi perubahan demografi pemilih. Makin lama makin muda. Sementara pemilih Golkar makin lama makin tua. Pemilih Golkar umumnya karena kebiasaan dan umumnya mereka berusia 40 tahu. Golkar harus meningkatkan daya tariknya kepada pemilih muda,” katanya.

Selanjutnya, Airlangga juga harus melakukan pembuktian kepada publik, bahwa di bawah kepemimpinannya partai Golkar akan menjadi partai yang bersih dari korupsi.

“Kedua rebrand. Yaitu dengan menjadikan perilaku anti korupsi sebagai jualan. Selama ini Golkar tidak pernah masuk dalam isu ini. Kalau ada kader Partai Golkar tersangkut kasus korupsi pemilih memaklumi karena citra Golkar memang begitu. Golkar gak pernah masuk pada isu-isu anti korupsi,” katanya.

Selain itu, Burhanuddin juga menilai, Airlangga Hartarto akan menjadi Ketua Umum yang gagal apabila dirinya tidak mampu mencari orang yang bersih dari indikasi korupsi pengganti Setya Novanto sebagai Ketua DPR.

“Terkait ada kaitannya dengan siapa yang direkomendasikan oleh Airlangga sebagai pengganti Setnov sebagai Ketua DPR. Kalau kemudian nama yang diusulkan nama-nama yang secara hukum atau opini publik itu sangat kental aroma terkait isu korupsi. Tentu Airlangga sudah gagal sebagai Ketua Golkar termasuk misalnya calon kepala daerah yang diusung Golkar juga penuh dengan nama-nama yang dipertanyakan integritas oleh publik,” pungkasnya.

Pewarta: Syaefuddin A
Editor: Romandhon

Exit mobile version