Ini Kronologi Tragedi Pembantaian Mengerikan Di UIN SU

Salah satu mahasiswa korban pembantaian di UIN Sumut. Foto Dok. Pribadi

Salah satu mahasiswa korban pembantaian di UIN Sumut. Foto Dok. Pribadi

NUSANTARANEWS.CO – Kabar duka datang dari tanah Sumatra Utara (Sumut). Dimana Senin kemarin (21/11/2016) telah terjadi pembantaian oleh sekelompok preman yang menyamar menjadi mahasiswa yang kemudian menyasar puluhan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut yang sedang menggelar aksi damai di depan Biro Rektor, UIN Sumut, Jl. Williem Iskandar Pasar V, Medan Estate, Medan, Sumatera Utara.

Berdasarkan pengakuan Muhammad Tohir Munthe, selaku Koordinator Aliansi Mahasiswa Peduli Korban Pembantaian Di UIN SU, menjelaskan kronologis kejadian dimulai ketika puluhan Mahasiswa UIN Sumut berorasi di depan Biro Rektor, mereka menyuarakan aspirasi terkait peristiwa pemukulan oleh oknum pejabat kampus kepada salah satu mahasiswa Fakultas Imu Tarbiyah dalam acara pertandingan Futsal di kampus pada Sabtu, (19/11) lalu.

Dua hari kemudian, bertepatan Senin (21/11) puluhan mahasiswa menggelar aksi solidaritas atas pemukulan tersebut bertajuk Bebaskan Kampus Dari Kekerasan. Di tengah-tengah aksi, sekitar pukul 11.00 WIB, tiba-tiba kelompok mahasiswa yang sedang berorasi di depan Biro Rektor diserang membabi buta oleh sekelompok mahasiswa yang jumlahnya lebih banyak dari mahasiswa yang berunjuk rasa.

“Kelompok penyerang disinyalir berasal dari Satuan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Satma PP) Kampus UIN Sumut yang dibantu oleh oknum PP dari luar kampus. Penyerengan mereka lakukan dengan membawa senjata tajam berupa parang, golok, samurai besi, balok kayu yang ditempeli paku dan lainnya,” kata Muhammad Tohir Munthe, Selasa (22/11/2016).

Ia menambahkan, hadirnya personel PP luar di kampus UIN Sumut disinyalir sengaja didatangkan oleh oknum pejabat yang merasa dirinya terancam, sehingga oknum tersebut sengaja minta bantuan pengamanan dari Personel Pemuda Pancasila dari luar kampus.

“Penyerangan secara seporadis yang dilakukan oleh Kelompok Pemuda Pancasila kepada puluhan mahasiswa yang sedang melakukan aksi damai berakibat pada jatuhnya korban di pihak Mahasiswa pengunjuk rasa,” bebernya.

Dalam kejadian ini, 9 mahasiswa mengalami luka-luka, 2 mahasiswa kritis akibat luka tusukan, sabetan senjata tajam, sementara 2 mahasiswa lainnya terluka parah di bagian pelibis mata, dan 1 mahasiswa dalam kondisi yang memprihatinkan dimana kepalanya dipukul menggunakan cangkul.

Muhammad Tohir Munthe menegaskan bahwa kejadian di atas tidak bisa lagi dikategorikan sebagai kejadian biasa. Karena telah memakan jatuhnya korban di pihak Mahasiswa UIN Sumut.

“Jika yang terjadi adalah bentrokan antara mahasiswa satu kampus mungkin korban tidak akan berjatuhan sebegitu banyak, namun nampaknya kejadian ini sengaja disetting oleh pihak-pihak tertentu dengan memanfaatkan kekuatan luar kampus untuk menghalang aksi-aksi yang dilakukan oleh Mahasiswa UIN Sumut yang berkaitan dengan pengoreksian kebijakan pimpinan UIN Sumut,” tegasnya. (Red/Nusantaranews)

Exit mobile version