Industri Kreatif Adalah Tulang Punggung Ekonomi Masa Depan

Produk Industri kreatif pemuda Indonesia/Foto: Dok. Antara

Produk Industri kreatif pemuda Indonesia/Foto: Dok. Antara

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Direktur Utama Perum Produksi Film Nasional Abduh Azis (26/8) persoalan di industri seni, yang sekarang dikenal sebagai industri kreatif, sudah sejak dulu muncul. Menurutnya, banyak persoalan berakar dari tidak adanya kepastian kerja akibat sistem kerja lepas (freelance).

“Pekerja kreatif adalah pekerja yang bahagia meskipun susah. Ke depan, harus ada upaya membangun ekosistem yang pengaruhi pekerja untuk kesejahteraan,” ujarnya dalam acara yang digelar Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI) di Jakarta.

Dirinya mengungkapkan kesadaran membangun ekosistem kerja yang sehat lahir dari langkah konkret pekerja. Jika pemerintah abai, dia merekomendasikan pekerja yang harus mendesak. Namun, pekerja harus memiliki kesadaran kritis untuk menganalisis masalah sebelum mengadvokasi bahwa industri kreatif merupakan tulang punggung perekonomian ke depan. Kesadaran pekerja bisa dibangun secara kolektif lewat serikat.

“Intinya dengan berserikat dan berorganisasi, suara kita bisa didengar lebih keras,” ungkapnya.

Berbagai sektor industri kreatif yang menurut Badan Ekonomi Kreatif mencakup 16 subsektor pun menjadi tantangan untuk para pekerja. Berbagai kerancuan dalam mengukur hasil kerja industri kreatif dikhawatirkan justru berpotensi meningkatkan kesenjangan.

“Dalam pembahasan tenaga kerja, mereka yang tidak berserikat atau tidak punya federasi, isu mereka tak terangkat,” terangnya.

Editor: Romandhon

Exit mobile version