Indonesia Berduka: Sastrawan Danarto Meninggal Dunia Akibat Ketabrak Motor

Indonesia Berduka: Sastrawan Danarto Meninggal Dunia Akibat Ketabrak Motor. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Ist)
Indonesia Berduka: Sastrawan Danarto Meninggal Dunia Akibat Ketabrak Motor. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Ist)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Obituari. Indonesia telah kehilangan salah satu putra terbaiknya dari kalangan Sastrawan. Hari ini, Selasa, 10 April, sastrawan Indonesia terkemuka Danarto meninggal dunia tepat pada pukul 20.54 WIB.

Penulis cerpen dan novel fenomenal dalam sejarah sastra Indonesia ini, sebelumnya mengalami kecelakaan di daerah Kampung Utan, Ciputat. Ia tertabrak sepeda motor ketika menyebrang menuju kantor bank, sekitar pukul 13.30 WIB.

Baca:
Obituari: Musisi “Kantata Takwa” Yockie Soerjoprayogo Meninggal Dunia
Obituari, Ratu Belanda Berduka, Sang Ayah Tutup Usia
Obituari: Dokumentator Perjalanan NU, KH Abdul Aziz Masyhuri Meninggal Dunia
Obituari: Oon Meninggal Dunia, Project Pop Kehilangan Satu Personel
Obituari: Kiprah Alm. Suwido Limin Pejuang Lahan Gambut Kelas Dunia

Dari lokasi kecelakaan, Danarto sempat dibawa ke RS UIN Syarief Hidayatullah sebelum akhirnya dirujuk ke RS Fatmawati, sebab Danarto mengalami luka parah di bagian kepala.

Saat ditangani di UGD RS Fatmawati, sejumlah sastrawan nampak berkumpul, antara lain Uki Bayu Sejati, Teguh Wijaya, Radhar Panca Dahana, Noorca Massardi, Chavchay Syaifullah, Heryus Saputro, Bambang Prihadi, dan Amien Kamil. Mereka menemani detik-detik terakhir kepergian sastrawan yang karib dengan sufisme.

Rencana jenazah akan dimakamkan di Sragen, Jawa Tengah.

Kiprah Danarto untuk Kesusastraan Tanah Air

Sastrawan Danarto lahir pada 1940 di Sragen, Jawa Tengah. Cerpenis terkemuka ini diketahui tidak beristri dan anak-anak. Sebagai seniman, Danarto sering menyuguhkan tema sufisme, baik cerita-cerita pendek (cerpen) maupun lukisan-lukisan karyanya.

Dia juga pernah berkeliling Eropa dan Asia untuk mengadakan pameran seni. Karya Danarto kerap menuai pujian seperti Godlob (kumpulan cerpen, 1975), Adam Makrifat (kumpulan cerpen, 1982), dan Orang Jawa Naik Haji (catatan perjalanan ibadah haji, 1983). Kritikus Prof A Teeuw dalam sebuah bukunya menilai Danarto sebagai pembaharu sastra Indonesia.

Karya-karyanya yang lain antara lain Asamaraloka, Berhala (Kumpulan Cerita Pendek, 1987), Setangkai Melati di Sayap Jibril (kumpulan cerpen, 2000), Kacapiring (2008)

Danarto tercatat menjadi dosen pada Institut Kesenian Jakarta (IKJ) selama 11 tahun. Pernah pula menyelami dunia jurnalisme melalui media Zaman enam tahun lamanya. Kesempatan menunaikan haji pada 1983 menjadi inspirasinya untuk menulis buku Orang Jawa Naik Haji.

Korrie Layun Rampan dalam Leksikon susastra Indonesia (Balai Pustaka, 2000) mencatat Danarto selama kuliah di ASRI Yogyakarta, aktif dalam Sanggar Bambu pimpinan pelukis Sunarto Pr, dan ikut mendirikan Sanggar Bambu Jakarta. Tahun 1979-1985 bekerja di majalah Zaman, tahun 1976 mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, Amerika Serikat. Tahun 1983 menghadiri Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda.

Danarto juga pernah bergabung dengan Teater Sardono, yang melawat ke Eropa Barat dan Asia, 1974. Di samping berpameran Kanvas Kosong (1973) ia juga berpameran puisi konkret (1978). Pada 1 Januari 1986, Danarto mengakhiri masa bujangannya dengan menikahi Siti Zainab Luxfiati, yang biasa dipanggil Dunuk. Sayangnya, rumah tangga Danarto tidak berlangsung lama. Danarto dan Zainab bercerai setelah lebih kurang 15 tahun berumah tangga.

Perjalanan hidup Danarto kaya dengan pengalaman baik di dalam negeri dan di luar negeri. Selain sebagai sastrawan, ia dikenal juga sebagai pelukis, yang memang ditekuni sejak masa muda. Sebagai pelukis ia pernah mengadakan pameran di beberapa kota. Sebagai budayawan dan penyair ia pernah mengikuti program menulis di luar negeri diantaranya di Kyoto, Jepang.

Pewarta: Achmad S.
Editor: M. Yahya Suprabana

Exit mobile version