IKM Indonesia Tulang Punggung Ekonomi

Menperin Airlangga Hartarto dalam acara e-Smart IKM 2019 “IKM Go Digital”. (FOTO: Istimewa)
Menperin Airlangga Hartarto dalam acara e-Smart IKM 2019 “IKM Go Digital”. (FOTO: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa, sektor IKM mampu menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional. Hal ini dilihat dari kontribusinya yang cukup besar, mulai dari jumlah dan penyerapan tenaga kerjanya.

“IKM sebagai bagian dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), hingga saat ini berjumlah sebanyak 4,4 juta unit usaha atau sekitar 99 persen dari seluruh unit usaha Industri di Indonesia,” ungkapnya dalam ketarangan resminya.

Dari jumlah uniit usaha tersebut, lanjut Menperin, menyerap tenaga kerja sebanyak 10,5 juta orang atau 65 persen dari total tenaga kerja sektor industri secara keseluruhan.

Ia juga mengungkapkan, ada empat aspek yang dapat membentuk IKM lebih berdaya saing di pasar global. “Yaitu, mempunyai ciri khas produk, pengembangan produk dan SDM yang berkualitas, pemanfaatan era digital dan pola pemasaran yang baik,” ujarnya.

Menurut Airlangga, dalam upaya peningkatan aspek ciri khas produk, salah satu kegiatan yang dilakukan Kemenperin adalah pemberian penghargaan One Village One Product (OVOP). “Ajang ini merupakan sebuah program yang bertujuan untuk mengembangkan produk unggulan khas dari daerah sehingga mampu untuk menembus pasar global.”ungkapnya.

Aspek berikutnya, untuk pengembangan produk Kemenperin memfasilitasi untuk pemberian Standar Nasional Indonesia (SNI), sertifikasi Good Manufacturing Practices (GMP), serta Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP).

Guna membangun SDM berkualitas, Kemenperin memiliki program pengembangan SDM industri yang meliputi pendidikan vokasi menuju dual system model Jerman, pembangunan politeknik atau akademi komunitas di kawasan industri, serta pembangunan link and match SMK dengan industri.

Selanjutnya, pendidikan dan pelatihan sistem 3 in 1, sertifikat kompetensi tenaga kerja industri, serta pengembangan SDM menuju industri 4.0. “Sementara itu, dalam pemanfaatan era digital, salah satunya adalah melalui penumbuhan startup pada bidang teknologi industri 4.0,” jelasnya.

Program Making Indonesia 4.0 Startup merupakan terobosan baru yang diharapkan dapat menjadi stimulan munculnya ekosistem startup di bidang teknologi industri 4.0 serta mampu menciptakan produk yang membantu sektor industri meningkatkan efisiensi dalam hal biaya, energi, dan waktu.

Sedangkan, aspek terakhir adalah pola pemasaran yang baik. Kemenperin telah meluncurkan program e-Smart IKM yang mempertemukan IKM dengan marketplace untuk perluasan akses pasar, sehingga produk IKM tidak hanya dijual offline namun juga online. “Nantinya produk IKM dalam negeri akan dapat membajiri e-commerce Indonesia,” imbuhnya.

Hal itu disampaikan Menperin dalam acara e-Smart IKM 2019 “IKM Go Digital” yang digelar Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin di Bogor, Kamis (21/3/2019). Yang dikolaborasikan dengan 17 pelaku usaha dan teknologi seperti marketplace besar di Indonesia, logistik, perbankan, financial technology, dan information technology yang dikemas dalam konsep pameran, talkshow, dan workshop. (mys/nn)

Editor: Achmad S.

Exit mobile version