Hasan Basri Mursali Minta Kader Muda NU Menjadi Pelopor Peradaban

Hasan Basri Mursali minta kader muda NU menjadi pelopor peradaban.
Hasan Basri Mursali minta kader muda NU menjadi pelopor peradaban/Foto: Sekretaris PCNU Nunukan, Hasan Basri Mursali dalam acara istighosah dan pengukuhan NU Care – Laziznu Nunukan, Minggu (11/4)

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Hasan Basri Mursali minta kader muda NU menjadi pelopor peradaban. Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Nunukan, Hasan Basri Mursali mengingatkan generasi muda NU tak hanya sekedar menjadi menjadi turut serta dalam organisasi. Namun ia minta para pemuda dan pemudi Nahdlatul Ulama dapat membuktikan eksistensinya sebagai bagian dari milenial yang berdaya saing dalam segala bidang.

“Saya sangat mengapresiasi generasi muda Nahdlatul Ulama di Nunukan ini semakin aktif, contohnya keterlibatan mereka dalam setiap kegiatan yang kita adakan. Namun eksistensi kader muda NU jangan sampai disini saja, akan tetapi harus mampu berdaya saing,” tuturnya disela-sela Istighosah dan Pengukuhan NU Care-Laziznu di Pondok Pesantren Ibadurrahman, Nunukan, Minggu (11/4).

Intelektual NU yang juga menjabat sebagai Kabag Humas dan Protokol di Pemerintah Kabupaten Nunukan itu mengungkapkan bahwa para keder muda NU sangat perlu menjadikan Resolusi Jihad sebagai spirit dalam menghadapi persaingan global.

Esensi dari resolusi jihad NU adalah mempertahankan Negara Kesatuan RI. Dalam konteks kekinian berarti mengisi kemerdekaan, mengamalkan Pancasila, dan mengawal NKRI secara utuh dari berbagai ancaman dan rongrogan

Jika dulu Resolusi Jihad dikeluarkan oleh Hadratusyaih Hasyim Asy’ari untuk mempertahankan kemerdekaan, maka sangat tepat apabila saat ini para pemuda menjadikan Resolusi Jihad sebagai spiritnya dalam mengisi Kemerdekaan

Apalagi sekarang ini sebagian masyarakat kita ada yag salah dalam memaknai kata jihad. Bahkan seseorang dengan tubuh berbalut kabel dan detonator yang masuk ke gereja atau café bahkan masjid, dan meledakkan diri di sana, menjadi tafsir jihad yang lain.

“Para pemuda pemudi Nahdlatul Ulama harus berperan aktif sehingga tingkah lakunya dapat menjadi referensi masyarakat tentang jihad dalam mengisi  kemerdekaan. Karena cinta tanah air itu bagian dari iman. Dan mempertahankanya adalah Jihad,” tandasnya.

Hassan Basri minta generasi muda NU tahu bahwa jika dicermati secara seksama, kondisi bangsa saat ini menghadapi dua macam ancaman, yakni pemikiran Barat (kapitalisme dan liberalisme) dan faham Khilafah yang sifatnya trannasionalis.

“Dan keduanya sangat kontra dengan kultur budaya bangsa Indonesia,” jelasnya.

Hasan Basri mengungkalkan, ncaman liberalisme ekonomi contohnya adalah dikuasainya sumber-sumber daya energi yang dikeruk habis dan dikirimkan ke luar negeri oleh bangsa asing maupun bangsa sendiri.Sehingga bangsa ini kekurangan bahan energi tersebut.

Sementara dari sisi ancaman paham yang berkedok keagamaan, menurut Hasan Basri,  bangsa Indonesia saat ini sedang diancam oleh paham radikalisme, puritanisme dan khilafah yang menformalkan hukum-hukum syari’ah dalam kehidupan bernegara.

“Agama Islam hendak dipraktikkan secara ‘letterlijk’, tanpa memerhatikan keragaman budaya lokal. Dan, korban terbesar radikalisme bertopeng agama ini adalah para anak muda,” katanya.

Lebih lanjut Hasan Basri menjaskan,  kemudahan mengakses internet dan konten serta meningaknya minat masyarakat terutama milenial, saat ini dimanfaatkan pula oleh  pihak-pihak pengusung ideologi  Khilafah dalam menyebarkan propagandanya.

Pelibatan media sosial dalam penyebarluasan pesan-pesan yang memuat radikalisme ini membuat masalah terorisme bukan lagi sekadar persoalan keamanan, melainkan komunikasi. Kelompok radikalisme dan organisasi teroris mengadaptasi teknologi komunikasi baru, termasuk media sosial, untuk tujuan mereka, yakni mendapatkan banyak anggota, donasi, dan pengaruh.

Selain berperan aktif melakukan Jihad di media sosial, Hasan Basri mewanti – wanti agar dalam diri setiap kader muda NU tertanam spirit Rabbani sehingga menumbuhkan sikap taat kepada Tuhan dan menyayangi sesama.

“Generasi muda NU harus mampu menjadi pelopor peradaban dengan membina ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan bangsa), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan umat manusia),” pungkasnya. (ES)

Exit mobile version