Hadapi Ancaman Nirmiliter, Pimpinan TNI Wajib Miliki Kemampuan Intelektual Tinggi

Hadapi ancaman nirmiliter, pimpinan TNI wajib miliki kemampuan intelektual tinggi.
Hadapi ancaman nirmiliter, pimpinan TNI wajib miliki kemampuan intelektual tinggi. Penganugerahan Lencana Jalasena Pratama kepada Perwira Tinggi TNI AL pada 2017 lalu. (Foto Dok. Humas)

NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Hadapi ancaman nirmiliter, pimpinan TNI wajib miliki kemampuan intelektual tinggi. Dalam waktu dekat, tampaknya akan ada pergantian Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) dan Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU). Saat ini, jabatan KASAL diduduki oleh Laksamana TNI Siwi Sukma Adji S.E, M.M. Sedangkan KASAU dijabat oleh Marsekal TNI Yuyu Sutisna S.E., M.M.

Pengamat militer Susaningtyas Kertopati menuturkan, pimpinan tinggi TNI harus dijabat oleh sosok yang memiliki kemampuan intelektual tinggi. Sebab, latar belakang penugasan operasional harus dilengkapi dengan pengalaman pendidikan tinggi.

“Laksamana calon KASAL dan Marsekal calon KASAU dituntut memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. Latar belakang penugasan operasional juga harus dilengkapi dengan pengalaman pendidikan tinggi,” katanya daat dihubungi, Senin (11/5/2020).

Berkaca pada kasus COVID-19 yang disebutnya sebagai ancaman nir-militer, ini membuat ancaman pertahanan negara di masa depan menjadi lebih konvensional. Sehingga, senjata biologi dan pertahanan negara anti senjata biologi merupakan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai TNI.

Selain itu ancaman nir-militer, ancaman non militer atau yang dikenal sebagai ancaman hybrida otomatis bakal merubah perspektif ancaman di masa-masa depan.

“Pada masa depan ancaman Nubika harus masuk dalam kewaspadaan kita. Para prajurit TNI kini dituntut memiliki kemampuan tempur konvensional dan kemampuan tempur kontemporer. Tuntutan kemampuan di masa depan tersebut harus menjadi agenda pimpinan TNI yang baru,” jelasnya.

Karena itu, para pimpinan tertinggi TNI juga dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. Ini tentu terkait dengan tugas yang semakin berat akan dihadapi TNI di masa-masa mendatang.

“Para Laksamana dan Marsekal sebagian sudah dikenal publik sebagai intelektual TNI merupakan hasil proses seleksi dari Mabes TNI mengajukan para calon KASAL dan calon KASAL yang memiliki kriteria sebagai scholar warrior,” terang pengamat yang karib disapa Nuning ini. (eda)

Exit mobile version