Dinamika Transformasi Musik Melayu ke Dangdut

Group musik Soneta Rhoma Irama/Foto via amazonaws/Nusantaranews

Group musik Soneta Rhoma Irama/Foto via amazonaws/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Dekade 1950an merupakan gejala terpenting musik Melayu dalam sejarah kesenian di Indonesia, sebagai musik populer. Kebijakan Manifesto Politik Soekarno, turut menyuburkan musik Melayu di tanah air. Memasuki peralihan kekuasaan Orde Baru, ideologi politik berubah. Indonesia yang tengah mengalami ‘oil boom’ kala itu memicu tumbuh suburnya kelas menengah atas menjadi meningkat.

Saat bersamaan selera bermusik pun turut mengalami pergeseran. Dimana fenomena tren anak muda kala itu tengah terserang sindrom musik rock. Alhasil demam musik rock pun menjangkiti kawula muda di Indonesia. Terlebih saat itu, Indonesia tengah memasuki masa-masa bupertas sebagai negara berkembang. Situasi ini praksis berdampak serius pada eksistensi musik Melayu dan beberapa musik lokal.

Di tengah situasi musik Melayu yang nyaris redup, seorang pemuda bernama Rhoma Irama dengan ide-ide kreatif segarnya hadir dan membawa napas baru bagi eksistensi orkes Melayu tanah air. Pengalaman dualisme bermusik (Rock dan Melayu) Rhoma Irama di tahun 1960an, telah menginspirasinya untuk memadukan dua unsur musik Timur dan Barat.

Bersama Soneta, Rhoma Irama sukses mencuri perhatian publik tanah air. Dimana ia merevolusi musik Melayu, baik dari aspek musikalitas, gaya panggung, sampai pada idealisme bermusik.

Musik inilah yang dalam perkembangannya dikenal dengan sebutan musik Dangdut. Rhoma merupakan salah satu tokoh penting ‘peletak dasar’ musik Dangdut di Indonesia. Bahkan musik Dangdut Rhoma Irama sukses menjadi ikon budaya populer di Indonesia sejak dekade 70-an sampai akhir 90-an.

Uniknya, tema musik yang diusung Rhoma Irama sebagian besar justru memuat nilai-nilai spiritualistik. Kesuksesan Rhoma Irama dan Soneta semakin nyata, ketika mereka sukses merambah dunia perfilman.

Sebagai seniman muslim, Rhoma Irama menghajatkan bakat musiknya untuk pengabdian vertikal kepada Tuhan dan perjuangan horisontal kepada sesama. Dangdut dakwah Rhoma Irama bukan musik dakwah musiman. Musiknya sejalan dengan arus perubahan, problema, dan tantangan zaman.

Dengan kata lain, musik Rhoma Irama identik dengan semangat pembaruan. Layaknya Islam, yang selalu menuntut pembaruan demi menjawab tantangan zaman. Karena itulah, lirik spiritualistik kerap disuntikan Rhoma Irama dalam setiap lagu-lagunya bersama Soneta. Hal ini tentu saja sejalan dengan seni Islam, yakni seni yang jiwai nilai-nilai keagamaan. Dan album “Sahabat” adalah salah satunya.

Pewarta/Editor: Romandhon

Exit mobile version