Ekonomi

Dikenal Nikmatnya Sampai Luar Negeri, Legislator Gerindra Jatim Ini Gandeng Petani Lokal Produksi Kopi Ponorogo

Dikenal nikmatnya sampai luar negeri, legislator Gerindra Jatim ini gandeng petani lokal produksi kopi Ponorogo.
Dikenal nikmatnya sampai luar negeri, legislator Gerindra Jatim ini gandeng petani lokal produksi kopi Ponorogo. Anggota Komisi B DPRD Jatim Noer Soetjipto.

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Dikenal nikmatnya sampai luar negeri, legislator Gerindra Jatim ini gandeng petani lokal produksi kopi Ponorogo. Kabupaten Ponorogo selain dikenal dengan budaya reog, ternyata dikenal juga dengan penghasil kopi. Buktinya, kopi arabika dan robusta sangat cocok ditanam di kabupaten tersebut.

Sekedar diketahui, kopi arabika asal Ponorogo saat ini menjadi sorotan luar negeri karena nikmatnya. Salah satunya negara Swedia yang sedang berusaha mengimpor kopi asal kabupaten reog tersebut.

Kopi arabika yang diberi nama kopi Ngebel ditanam Desa Talun dan Desa Pupus. Kedua desa ini berada di atas Telaga Ngebel dengan jarak antara 2-3 km. Karena kondisinya ditanam di ketinggian, membuat biji kopi dari Ngebel disebut-sebut sebagai kopi yang sudah sedap sejak dari pohonnya.

Anggota Komisi B DPRD Jatim Noer Soetjipto mengatakan kopi arabika dan robusta yang ada di kabupaten Ponorogo merupakan salah satu komoditi berkualitas. Pasalnya kopi asal kabupaten yang dikenal budaya reog tersebut digemari luar negeri untuk dikomsumsi. Diungkapkan oleh politisi asal Partai Gerindra ini, pihaknya telah turun di Ponorogo dan mengembangkan kopi di wilayah tersebut.

Baca Juga:  DPD Nunukan Minta Pemerintah Perbaiki Insfratruktur Pendidikan

Tak tanggung-tanggung, pria yang juga politisi asal Partai Gerindra ini, telah melakukan pembinaan terhadap petani kopi di wilayah kabupaten Ponorogo.

“Kenapa saya pilih di sana, karena  desa Watu Bonang berada di ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Wilayah tersebut sangat cocok sekali untuk ditanami kopi robusta,” jelasnya saat ditemui dikantornya, Jumat (7/8).

Tak hanya di desa Watu Bonang saja yang akan dikelolanya dalam pengembangan dunia kopi, dibeberkan oleh Noer Soetjipto, pihaknya juga sedang mengembangkan dan ikut juga membantu petani kopi arabica di Ponorogo.

“Saya juga akan memberikan penyuluhan juga kepada petani kopi arabica di daerah telaha Ngebel Ponorogo. Di sana memiliki ketinggian di atas 1000 meter dari atas permukaan laut dan cocok sekali ditanami kopi arabika,” lanjutnya.

Diakui oleh Noer Soetjipto, untuk nilai jual, kopi arabica lebih tinggi daripada kopi robusta. Namun, pihaknya tetap mengembangkan kedua kopi tersebut di kawasan Ponorogo karena kedua komoditi tersebut sangat menjanjikan untuk menunjang perekonomian petani khususnya di tengah pandemi Covid-19 ini.

Baca Juga:  Pemkab Sumenep Daftarkan 2.000 Guru Ngaji ke BPJS Ketenagakerjaan

“Selain membantu kesejahteraan petani, tujuan saya untuk membidik pengembangan dunia kopi di Ponorogo, agar ke depan nantinya kabupaten Ponorogo selain sebagai budaya warok nya, juga dikenal dengan kabupaten kopi robusta dan arabica,” tandasnya. (setya)

Related Posts

1 of 3,050