Didatangi Raja Arab, Indonesia Harus Bicarakan 5 Hal Ini

Raja Arab Saudi Salman al-Saud/Foto Istimewa

Raja Arab Saudi Salman al-Saud/Foto Istimewa

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI, Taufik Kurniawan, mengungkapkan bahwa kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz Al Saud, ke Indonesia kali ini adalah kunjungan yang bersejarah, setelah 47 tahun yang lalu kunjungan pemerintah Arab Saudi yang dilakukan oleh Raja Arab sebelumnya, Raja Faisal.

Menurut Taufik, kunjungan ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki daya tarik dan daya pikat bagi Pemerintah Arab Saudi. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, Taufik mengatakan, Indonesia adalah negara potensial. Bukan hanya dari perspektif budaya, tapi juga sosial, politik, ekonomi serta pertahanan dan keamanan.

“Posisi itulah yang seharusnya bisa kita manfaatkan demi kepentingan Indonesia dan percaturannya di tingkat global, khususnya dengan negara-negara besar dan maju, seperti Arab Saudi,” ungkapnya kepada wartawan, Jakarta, Senin (27/2/2017).

Taufik menjelaskan, kunjungan Raja Salman ini memang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada awal tahun ini saja, Presiden serta DPR RI telah menerima kunjungan Ketua Majelis Syuro Arab Saudi, Ibrahim Al-Syeikh. Selain itu, DPR RI juga menerima Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osamah Mohammed Alshuibi.

Dalam rangkai pertemuan tersebut, Taufik mengatakan, banyak hal yang memang dibicarakan, termasuk persiapan kunjungan Raja Salman. Selain itu ada beberapa hal penting yang menyangkut kepentingan kerja sama kedua belah pihak.

Pertama, lanjut Taufik, tentang perjanjian kerja sama investasi. “Kita tahu, ini adalah kesempatan penting dalam perspektif ekonomi. Arab Saudi sudah mewacanakan kerja sama investasi tersebut sebelumnya dengan nilai kerja sama yang hampir mencapai Rp300 triliun. Kerja sama ini tentu sangat menguntungkan, karena potensi investasi di Indonesia begitu besar. Dan pada saat yang sama Bapak Presiden Joko Widodo memang sedang menggalakkan aspek tersebut demi menumbuhkan perekonomian dalam negeri,” ujarnya.

Kedua, Taufik menyebutkan, tentang kerja sama tenaga kerja. Seperti diketahui, jutaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sedang mencari nafkah di Arab Saudi. Hal ini tentu menguntungkan kedua belah pihak. Meski demikian, berbagai persoalan yang menyangkut keberadaan TKI di Arab Saudi harus memperoleh perhatian, khususnya aspek keamanan, perlindungan dan kesejahteraan. Agar hubungan simbiosis ini bisa tetap menguntungkan Arab Saudi dan Indonesia

“Ketiga, sebagai negara Muslim terbesar, Indonesia juga merupakan penduduk dengan animo ibadah Haji yang cukup besar. Karena itu, kita meminta penambahan kuota yang selama ini telah ada. Apalagi setelah perluasan Masjid Haram di Makkah dan beberapa destinasi ibadah lainnya di wilayah tersebut.

Kuota haji yang sebelumnya mencapai 211.000 mulai tahun 2017. Pemerintah Arab Saudi menjanjikan kuota tambahan 10.000 menjadi 221.000. Bahkan bisa lebih dari itu,” katanya.

Keempat, Taufik menuturkan, sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar sekaligus menganut prinsip-prinsip demokrasi, kunjungan ini dapat dimanfaatkan untuk membicarakan peran Indonesia dan Arab Saudi dalam meredakan ketegangan konflik di negara-negata Muslim, serta memberi kontribusi bagi solusi terhadap ancaman terorisme. Khususnya dalam menekan paham-paham radikal yang berkembang di negara-negara Islam.

“Karena itu, saya berharap, kunjungan Raja Salman ini bukan sekedar seremonial belaka. Apalagi sekedar menggelar karpet merah untuk penguasa Arab tersebut. Kita sedang menghormati kedatangan mereka dan mengapresiasi atas kunjungan mereka dengan jangka waktu yang cukup lama di Indonesia,” ungkapnya.

Untuk itu, Taufik mengaku yakin bahwa Indonesia akan memperoleh manfaat besar dari kunjungan ini. Hal ini tentu saja ditujukan untuk kepentingan rakyat kita, agar Indonesia secara umum semakin memiliki posisi yang positif di mata global.

Reporter: Rudi Niwarta

Exit mobile version